Mataram (Antara Bali) - Sekitar seribu jiwa warga Kabupaten Sumbawa keturunan Bali masih mengungsi di markas aparat TNI dan polri, terkait kerusuhan akibat terprovokasi isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) yang mencuat Selasa (22/1) siang hingga petang.
"Tadi Pak Gubernur sudah meninjau lokasi yang menjadi sasaran amukan massa, sekaligus mengunjungi warga yang mengungsi di markas TNI dan polri di Sumbawa," kata Kabag Humas dan Protokol Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Rabu, usai mendampingi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dalam peninjauan ke Sumbawa.
Gubernur bertolak dari Mataram, ibukota Provinsi NTB menggunakan helikopter milik polri, dan kembali menggunakan helikopter yang sama.
Tri mengatakan, warga Sumbawa keturunan Bali yang mengungsi di Markas Kodim Sumbawa lebih dari 100 kepala keluarga (KK) yang mencapai 700 jiwa lebih.
Sekitar 1.000 jiwa juga masih mengungsi di Markas Kompi Senapan B Batalyon Infanteri (Yonif) 742/SYB di Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa.
"Ada juga ratusan jiwa yang mengungsi di Markas Polres Sumbawa, dan para pengungsi itu masih memilih bertahan di lokasi itu, sambil menunggu perkembangan situasi," ujarnya. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Tadi Pak Gubernur sudah meninjau lokasi yang menjadi sasaran amukan massa, sekaligus mengunjungi warga yang mengungsi di markas TNI dan polri di Sumbawa," kata Kabag Humas dan Protokol Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Rabu, usai mendampingi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dalam peninjauan ke Sumbawa.
Gubernur bertolak dari Mataram, ibukota Provinsi NTB menggunakan helikopter milik polri, dan kembali menggunakan helikopter yang sama.
Tri mengatakan, warga Sumbawa keturunan Bali yang mengungsi di Markas Kodim Sumbawa lebih dari 100 kepala keluarga (KK) yang mencapai 700 jiwa lebih.
Sekitar 1.000 jiwa juga masih mengungsi di Markas Kompi Senapan B Batalyon Infanteri (Yonif) 742/SYB di Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa.
"Ada juga ratusan jiwa yang mengungsi di Markas Polres Sumbawa, dan para pengungsi itu masih memilih bertahan di lokasi itu, sambil menunggu perkembangan situasi," ujarnya. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013