Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyampaikan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III 2023 meningkat sebesar 5,35 persen jika dibandingkan triwulan III 2022, meski lapangan usaha di bidang pertanian mengalami kontraksi lebih dalam pada kuartal ini.
Statistisi Ahli Madya BPS Bali Kadek Muriadi Wirawan di Denpasar, Senin, mengumumkan atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan III nilai yang terbentuk mencapai Rp69,63 triliun, sementara triwulan III 2022 Rp63,01 triliun, dan triwulan II 2023 Rp68,69 triliun sehingga selain tahun ke tahun, secara kuartal ekonomi Bali juga meningkat.
Ketika digali lebih dalam, BPS Bali mendapatkan struktur lapangan pekerjaan yang paling tinggi mengalami pertumbuhan, yaitu transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makan minum, dan jasa keuangan & asuransi, sementara berbanding terbalik dengan pertanian.
“Pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan triwulan III pertumbuhannya kontraksi sebesar 4,85 persen, ini lebih dalam dari triwulan II 2023 (saat itu kontraksi 2,60 persen),” kata Muriadi.
“Ini utamanya terjadi pada komoditas pangan, karena musim kemarau dan musim panen tidak merata. Kalau di perkebunan karena belum memasuki masa panen, dan perikanan karena kondisi gelombang laut yang tidak kondusif,” sambungnya.
Selain merosot dari triwulan II 2023, jika dibandingkan dengan triwulan III 2022 pertanian juga mengalami kontraksi, di mana saat itu pertumbuhannya positif di angka 2,52 persen.
Meski demikian, jika melihat tren musim, Muriadi menyebut ada peluang petani Bali memanfaatkan musim penghujan yang akan tiba, namun kembali lagi bagaimana upaya mereka memaksimalkan potensi agar terbebas dari kontraksi pada triwulan berikutnya.
“Iya (ada harapan) itu karena memang salah satunya musim dalam hal ini air kan penting paling utama dalam melakukan proses pengolahan pertanian. Kita harap hasilnya itu,” ujarnya.
Kontraksi di lapangan pekerjaan pertanian nyatanya juga berdampak pada menurunnya orang-orang yang bekerja pada sektor tersebut.
BPS Bali melihat seiring dengan membaiknya ekonomi Bali yang dirangsang oleh sektor pariwisata membuat mereka beralih, karena BPS mengakui sesorang tentunya bekerja untuk mencari produktifitas yang lebih tinggi.
Terbukti di tahun ini saja sejak Januari hingga September tercatat lapangan kerja dengan pertumbuhan tertinggi didominasi oleh transportasi dan pergudangan dengan 29,93 persen, akomodasi dan makan minum dengan 16,97 persen, dan pengadaan listrik dan gas 15,26 persen.
Baca juga: BPS laporkan ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen pada kuartal III-2023
Baca juga: BPS mencatat Inflasi tahunan Oktober sebesar 2,56 persen didominasi beras
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Statistisi Ahli Madya BPS Bali Kadek Muriadi Wirawan di Denpasar, Senin, mengumumkan atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan III nilai yang terbentuk mencapai Rp69,63 triliun, sementara triwulan III 2022 Rp63,01 triliun, dan triwulan II 2023 Rp68,69 triliun sehingga selain tahun ke tahun, secara kuartal ekonomi Bali juga meningkat.
Ketika digali lebih dalam, BPS Bali mendapatkan struktur lapangan pekerjaan yang paling tinggi mengalami pertumbuhan, yaitu transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makan minum, dan jasa keuangan & asuransi, sementara berbanding terbalik dengan pertanian.
“Pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan triwulan III pertumbuhannya kontraksi sebesar 4,85 persen, ini lebih dalam dari triwulan II 2023 (saat itu kontraksi 2,60 persen),” kata Muriadi.
“Ini utamanya terjadi pada komoditas pangan, karena musim kemarau dan musim panen tidak merata. Kalau di perkebunan karena belum memasuki masa panen, dan perikanan karena kondisi gelombang laut yang tidak kondusif,” sambungnya.
Selain merosot dari triwulan II 2023, jika dibandingkan dengan triwulan III 2022 pertanian juga mengalami kontraksi, di mana saat itu pertumbuhannya positif di angka 2,52 persen.
Meski demikian, jika melihat tren musim, Muriadi menyebut ada peluang petani Bali memanfaatkan musim penghujan yang akan tiba, namun kembali lagi bagaimana upaya mereka memaksimalkan potensi agar terbebas dari kontraksi pada triwulan berikutnya.
“Iya (ada harapan) itu karena memang salah satunya musim dalam hal ini air kan penting paling utama dalam melakukan proses pengolahan pertanian. Kita harap hasilnya itu,” ujarnya.
Kontraksi di lapangan pekerjaan pertanian nyatanya juga berdampak pada menurunnya orang-orang yang bekerja pada sektor tersebut.
BPS Bali melihat seiring dengan membaiknya ekonomi Bali yang dirangsang oleh sektor pariwisata membuat mereka beralih, karena BPS mengakui sesorang tentunya bekerja untuk mencari produktifitas yang lebih tinggi.
Terbukti di tahun ini saja sejak Januari hingga September tercatat lapangan kerja dengan pertumbuhan tertinggi didominasi oleh transportasi dan pergudangan dengan 29,93 persen, akomodasi dan makan minum dengan 16,97 persen, dan pengadaan listrik dan gas 15,26 persen.
Baca juga: BPS laporkan ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen pada kuartal III-2023
Baca juga: BPS mencatat Inflasi tahunan Oktober sebesar 2,56 persen didominasi beras
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023