Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali meminta kepada pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk serius menangani wabah flu burung yang kembali merebak di Pulau Dewata.
"Kami minta pemerintah untuk serius menangani penyakit flu burung tersebut. Apalagi sekarang ditemukan lagi virus flu burung varian baru," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, jika tidak segera ditanggulangi dan diantisipasi wabah ini tidak saja menyerang di tiga kabupaten (Jembrana, Bangli dan Klungkung), namun bisa saja menyerang seluruh kabupaten dan kota di Bali.
Hal tersebut bisa terjadi, kata dia, karena kebutuhan daging di Bali sangat banyak dan keperluan akan unggas juga tinggi untuk berbagai kepentingan, baik konsumsi maupun keperluan upacara.
"Makanya banyak unggas yang masuk ke Bali dan bila perdagangan resmi ditutup, maka besar kemungkinan unggas tersebut masuk melalui perdagangan tidak resmi atau selundupan. Potensi itu sangat besar karena banyaknya jalur tikus di Bali, terutama dari Jawa," kata politikus PDIP itu.
Menurut dia, analisa ini sangat masuk akal karena unggas yang tertular virus flu burung varian baru awalnya berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan terus masuk ke Bali. "Setelah diketahui perdagangan unggas ke Bali sudah ditutup, maka berbagai cara akan ditempuh demi keuntungan bisnis, seperti memanfaatkan jalur tikus," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami minta pemerintah untuk serius menangani penyakit flu burung tersebut. Apalagi sekarang ditemukan lagi virus flu burung varian baru," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, jika tidak segera ditanggulangi dan diantisipasi wabah ini tidak saja menyerang di tiga kabupaten (Jembrana, Bangli dan Klungkung), namun bisa saja menyerang seluruh kabupaten dan kota di Bali.
Hal tersebut bisa terjadi, kata dia, karena kebutuhan daging di Bali sangat banyak dan keperluan akan unggas juga tinggi untuk berbagai kepentingan, baik konsumsi maupun keperluan upacara.
"Makanya banyak unggas yang masuk ke Bali dan bila perdagangan resmi ditutup, maka besar kemungkinan unggas tersebut masuk melalui perdagangan tidak resmi atau selundupan. Potensi itu sangat besar karena banyaknya jalur tikus di Bali, terutama dari Jawa," kata politikus PDIP itu.
Menurut dia, analisa ini sangat masuk akal karena unggas yang tertular virus flu burung varian baru awalnya berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan terus masuk ke Bali. "Setelah diketahui perdagangan unggas ke Bali sudah ditutup, maka berbagai cara akan ditempuh demi keuntungan bisnis, seperti memanfaatkan jalur tikus," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013