PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 21,3 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp55,9 triliun hingga September 2023.
"Pendapatan selain bunga tumbuh 9,7 persen yoy menjadi Rp18,3 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,7 persen yoy," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.
Jahja mengatakan secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp74,2 triliun atau naik 18,2 persen yoy. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp1,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada sisi pendanaan, Current Account Saving Account (CASA) naik 4,7 persen yoy mencapai Rp869,8 triliun per September 2023, berkontribusi hingga sekitar 80 persen dari total dana pihak ketiga.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,2 persen yoy menjadi Rp1.089 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,2 persen yoy menjadi Rp1.381 triliun.
"Solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi serta pertumbuhan basis nasabah secara konsisten," ujarnya lagi.
Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, Jahja menuturkan portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, yang tercermin dari menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 7,6 persen per September 2023, dibandingkan 11,7 persen di tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar dua persen pada sembilan bulan pertama 2023, turun dari 2,2 persen di tahun sebelumnya.
BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 226,9 persen dan 66,6 persen.
Hingga kuartal III tahun 2023, total volume transaksi BCA naik 26,8 persen yoy mencapai 22 miliar transaksi. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 43,4 persen yoy. Sementara itu, jumlah rekening nasabah mencapai 38,8 juta per September 2023, atau naik sebesar 17,1 persen.
Khusus untuk pengembangan fitur wealth management (Welma) di myBCA, BCA telah meluncurkan investasi reksa dana mulai dari Rp10 ribu, investasi Obligasi FR mulai dari Rp1 juta dan INDON/INDOIS mulai dari 1.000 dolar AS, hingga wealth insight sebagai sarana edukasi investasi.
Terkait aplikasi myBCA yang dipersiapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan, BCA telah menambahkan fitur Paylater BCA yang merupakan fasilitas kredit untuk alternatif pembayaran melalui scan QRIS.
"Inovasi ini menjadi bentuk komitmen kami dalam memperkuat ekosistem digital di myBCA, setelah sebelumnya kami menghadirkan beragam fitur, seperti integrasi fitur wealth management (WELMA), login dengan teknologi biometrik, cardless, hingga bayar dan isi ulang," ujarnya pula.
Baca juga: Bank Indonesia naikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 bps jadi 6,00 persen
Baca juga: Bank Raya hadir di Denpasar tingkatkan edukasi perbankan digital
Baca juga: Gubernur Bali minta bank daerah bantu tangani kemiskinan ekstrem
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Pendapatan selain bunga tumbuh 9,7 persen yoy menjadi Rp18,3 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,7 persen yoy," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.
Jahja mengatakan secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp74,2 triliun atau naik 18,2 persen yoy. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp1,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada sisi pendanaan, Current Account Saving Account (CASA) naik 4,7 persen yoy mencapai Rp869,8 triliun per September 2023, berkontribusi hingga sekitar 80 persen dari total dana pihak ketiga.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,2 persen yoy menjadi Rp1.089 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,2 persen yoy menjadi Rp1.381 triliun.
"Solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi serta pertumbuhan basis nasabah secara konsisten," ujarnya lagi.
Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, Jahja menuturkan portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan, yang tercermin dari menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 7,6 persen per September 2023, dibandingkan 11,7 persen di tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar dua persen pada sembilan bulan pertama 2023, turun dari 2,2 persen di tahun sebelumnya.
BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 226,9 persen dan 66,6 persen.
Hingga kuartal III tahun 2023, total volume transaksi BCA naik 26,8 persen yoy mencapai 22 miliar transaksi. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 43,4 persen yoy. Sementara itu, jumlah rekening nasabah mencapai 38,8 juta per September 2023, atau naik sebesar 17,1 persen.
Khusus untuk pengembangan fitur wealth management (Welma) di myBCA, BCA telah meluncurkan investasi reksa dana mulai dari Rp10 ribu, investasi Obligasi FR mulai dari Rp1 juta dan INDON/INDOIS mulai dari 1.000 dolar AS, hingga wealth insight sebagai sarana edukasi investasi.
Terkait aplikasi myBCA yang dipersiapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan, BCA telah menambahkan fitur Paylater BCA yang merupakan fasilitas kredit untuk alternatif pembayaran melalui scan QRIS.
"Inovasi ini menjadi bentuk komitmen kami dalam memperkuat ekosistem digital di myBCA, setelah sebelumnya kami menghadirkan beragam fitur, seperti integrasi fitur wealth management (WELMA), login dengan teknologi biometrik, cardless, hingga bayar dan isi ulang," ujarnya pula.
Baca juga: Bank Indonesia naikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 bps jadi 6,00 persen
Baca juga: Bank Raya hadir di Denpasar tingkatkan edukasi perbankan digital
Baca juga: Gubernur Bali minta bank daerah bantu tangani kemiskinan ekstrem
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023