Denpasar (Antara Bali) - Kawasan wisata internasional Pantai Kuta, Kabupaten Badung, yang sejak Rabu (9/1) ditutup dari berbagai aktivitas menyusul munculnya gelombang tinggi, kini diwarnai serbuan badai pasir.
Dari pemantauan, pasir putih dari pantai yang menjadi salah satu ikon pariwisata Bali itu, Kamis, beterbangan ke arah Jalan Raya Pantai Kuta dan sekitarnya akibat kuatnya tiupan angin yang juga terdorong oleh deburan ombak.
Tebaran pasir putih dari pantai yang cukup mengganggu pengunjung, terutama membuat mata harus sering terpejam itu, sampai membentuk lapisan cukup tebal pada aspal badan jalan maupun mengotori toko-toko, hotel dan bangunan lainnya di sekitarnya.
Koordinator Badan Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung Ketut Ipel, ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu, namun setelah kawasan Kuta sempat hujan, tebaran pasir yang cukup mengganggu tersebut berangsur mereda.
Sementara itu sepanjang Pantai Kuta, Legian hingga Seminyak, sejak Rabu dipasang bendera berwarna merah larangan berenang dan ditutup sementara dari aktivitas berselancar maupun berenang.
Meski bendera larangan beraktivitas di pantai telah dipasang berderet, wisatawan asing maupun domestik banyak yang nekat menceburkan diri ke perairan untuk berenang dan berendam.
Ketut Ipel yang pernah mengikuti pelatihan penyelamatan pantai di Australia mengakui bahwa siang hari saat deburan gelombang laut sedikit mereda, larangan beraktivitas di Pantai Kuta hingga Legian dan Seminyak sempat dicabut.
"Dari situ kemudian banyak wisatawan yang berenang atau berendam, tapi memasuki sore hari, saat bendera larangan beraktivitas dipasang kembali, tidak ada lagi yang nekat menceburkan diri ke perairan. Petugas kami terus siaga hilir-mudik dan sampai petang kondisinya aman," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Dari pemantauan, pasir putih dari pantai yang menjadi salah satu ikon pariwisata Bali itu, Kamis, beterbangan ke arah Jalan Raya Pantai Kuta dan sekitarnya akibat kuatnya tiupan angin yang juga terdorong oleh deburan ombak.
Tebaran pasir putih dari pantai yang cukup mengganggu pengunjung, terutama membuat mata harus sering terpejam itu, sampai membentuk lapisan cukup tebal pada aspal badan jalan maupun mengotori toko-toko, hotel dan bangunan lainnya di sekitarnya.
Koordinator Badan Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung Ketut Ipel, ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu, namun setelah kawasan Kuta sempat hujan, tebaran pasir yang cukup mengganggu tersebut berangsur mereda.
Sementara itu sepanjang Pantai Kuta, Legian hingga Seminyak, sejak Rabu dipasang bendera berwarna merah larangan berenang dan ditutup sementara dari aktivitas berselancar maupun berenang.
Meski bendera larangan beraktivitas di pantai telah dipasang berderet, wisatawan asing maupun domestik banyak yang nekat menceburkan diri ke perairan untuk berenang dan berendam.
Ketut Ipel yang pernah mengikuti pelatihan penyelamatan pantai di Australia mengakui bahwa siang hari saat deburan gelombang laut sedikit mereda, larangan beraktivitas di Pantai Kuta hingga Legian dan Seminyak sempat dicabut.
"Dari situ kemudian banyak wisatawan yang berenang atau berendam, tapi memasuki sore hari, saat bendera larangan beraktivitas dipasang kembali, tidak ada lagi yang nekat menceburkan diri ke perairan. Petugas kami terus siaga hilir-mudik dan sampai petang kondisinya aman," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013