Pemerintah dan sekaa atau kelompok makepung melestarikan budaya khas Kabupaten Jembrana tersebut dengan menggelar pelatihan (workshop) dan lomba.
“Makepung sebagai tradisi khas masyarakat Kabupaten Jembrana wajib dilestarikan dan dikembangkan. Makepung juga memiliki daya tarik wisata, karena ciri khas dan keunikannya yang tidak ada duanya di Bali bahkan di Indonesia dan internasional," kata Bupati Jembrana I Nengah Tamba, saat membuka kegiatan tersebut di Sirkuit Makepung Sang Hyang Cerik, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Minggu.
Ia mengatakan, pelestarian makepung ini terselenggara dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sebagai bagian dari program stimulan dalam rangka kegiatan ekspresi.
Dengan bantuan kementerian tersebut, menurut dia, generasi muda akan lebih memahami budaya unik makepung, sehingga regenerasi joki dan pecinta makepung akan terjaga.
Baca juga: Ratusan pasang kerbau ikut lomba makepung Bupati Jembrana Cup
“Semoga dengan kegiatan ini, makepung dapat lebih dikenal luas hingga mancanegara, dan keberadaannya sebagai tradisi lokal tetap terjaga,” katanya.
Ketua Sekaa Mekepung Made Mara mengatakan, workshop tradisi makepung ini selain bertujuan untuk melestarikan tradisi, juga sebagai promosi pariwisata.
“Tradisi makepung yang hanya ada di Kabupaten Jembrana ini kita harapkan dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor pembangunan yang lain, seperti pertanian dan peternakan khususnya pelestarian kerbau," katanya.
Terkait pelaksanaan lomba diikuti 15 pasang kerbau, 8 pasang dari beregu Barat dan 7 pasang regu Timur.
“Secara bergilir kita berikan kesempatan kepada masing-masing karangtaruna (sekaa). Apabila nanti ada acara serupa akan kita berikan ke sekaa lainnya," katanya.
Baca juga: Bupati Jembrana khawatir bibit kerbau makepung langka
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023