Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyatakan kekhawatirannya, terkait bibit kerbau untuk pacuan makepung yang merupakan budaya khas daerah tersebut semakin langka.
“Sekarang banyak bibit kerbau didatangkan dari luar daerah. Ini jelas fenomena yang mengkhawatirkan dan harus dicarikan jalan keluarnya,” katanya saat menghadiri Lomba Makepung Kapolres Jembrana Cup di Sirkuit Makepung Desa Delodbrawah, Kecamatan Mendoyo, Minggu.
Ia mengatakan, pihaknya sudah menerima dua proposal untuk pembibitan kerbau makepung, yang saat ini sedang dipelajari.
Namun ia menegaskan, Pemkab Jembrana akan mendukung upaya pembibitan di daerah sendiri, karena atraksi pacuan kerbau ini merupakan budaya khas Kabupaten Jembrana yang tidak ada di daerah lain.
Kepada sekaa atau kelompok makepung, ia mengimbau untuk terus menjaga budaya ini, sementara pemerintah akan menyelenggarakan berbagai perlombaan makepung.
Menurut dua, selain Kapolres Jembrana Cup, masih ada lomba makepung lainnya seperti Jembrana Cup, Bupati Jembrana Cup dan Gubernur Bali Cup.
“Berbagai lomba makepung itu sebagai upaya untuk melestarikan budaya ini. Jadi, pemilik kerbau makepung juga harus semangat,” katanya.
Sedangkan Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar (AKBP) I Dewa Gde Juliana mengatakan, lomba makepung ini bagian dari HUT Bhayangkara ke 77.
Menurut dia, Polri juga berkomitmen menjaga budaya khas masyarakat seperti makepung ini.
“Event ini akan kami selenggarakan setiap tahun. Ini budaya yang positif, melambangkan semangat masyarakat agraris,” katanya.
Lomba kali ini diikuti 192 peserta yang terbagi menjadi regu Ijogading Barat dan Timur.
Seperti biasa, lomba makepung yang awalnya dilakukan petani sebagai wujud kegembiraan usai panen ini menyedot ribuan penonton.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023