Tabanan (Antara Bali) - Pengunjung objek wisata sawah berundak Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, dikenai pungutan liar oleh warga sekitar dengan alasan untuk pelestarian area persawahan yang telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia (WBD).
"Tidak boleh ada pungutan itu. Retribusi resmi dari pemerintah hanya sebesar Rp15 ribu per orang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan, Wayan Adnyana, Minggu.
Menurut dia, selain retribusi resmi, wisatawan masih dikenai pungli sebesar Rp5.000 per orang oleh salah satu organisasi pertanian tradisional atau "subak".
Untuk mengatasi tumpang-tindih pengelolaan objek wisata alam berpanorama sawah berundak dengan latar belakang gunung dan hutan itu, Disbudpar Kabupaten Tabanan akan membentuk satu badan pengelola tersendiri. (EKA/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Tidak boleh ada pungutan itu. Retribusi resmi dari pemerintah hanya sebesar Rp15 ribu per orang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan, Wayan Adnyana, Minggu.
Menurut dia, selain retribusi resmi, wisatawan masih dikenai pungli sebesar Rp5.000 per orang oleh salah satu organisasi pertanian tradisional atau "subak".
Untuk mengatasi tumpang-tindih pengelolaan objek wisata alam berpanorama sawah berundak dengan latar belakang gunung dan hutan itu, Disbudpar Kabupaten Tabanan akan membentuk satu badan pengelola tersendiri. (EKA/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013