Palembang (Antara Bali) - Tari Kecak dari Bali memberdayakan masyarakat sekitar, karena penarinya mayoritas berasal dari warga desa di lingkungan pertunjukan, kata Pemandu wisata dari Bali, I Gede Suarjana.
I Gede Suarjana kepada wartawan yang biasa meliput di Sumatera Selatan saat berkunjung ke Bali, 13-15 Desember mengatakan, tari Kecak yang disukai para turis mancanegara dan lokal biasanya mengikutsertakan penari desa sekitar.
Sebagaimana pewarta yang meliput di Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melakukan perjalanan pers ke Bali sekaligus mengunjungi objek wisata di daerah tersebut, termasuk menyaksikan tari Kecak di Pecatu, Kuta.
Kunjungan yang dikoordinir Humas Pemerintah Provinsi Sumsel itu diikuti sebanyak 18 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Palembang.
Lebih lanjut dia mengatakan, Kecak merupakan tarian unik karena tidak diiringi musik atau gamelan yang penarinya biasanya dipentaskan masyarakat desa di lingkungan pertunjukan.
Biasanya ada empat desa diikutsertakan dalam pentas tari sakral tersebut, namun pertujukannya dilaksanakan secara bergilir.
Hal ini karena budaya yang dipercaya masyarakat Bali sebagai tari penghubung kepada roh dan para dewa melalui media orang melewati tari Kecak, penarinya sudah diberikan jampian sehingga mereka tidak sadarkan diri. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
I Gede Suarjana kepada wartawan yang biasa meliput di Sumatera Selatan saat berkunjung ke Bali, 13-15 Desember mengatakan, tari Kecak yang disukai para turis mancanegara dan lokal biasanya mengikutsertakan penari desa sekitar.
Sebagaimana pewarta yang meliput di Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melakukan perjalanan pers ke Bali sekaligus mengunjungi objek wisata di daerah tersebut, termasuk menyaksikan tari Kecak di Pecatu, Kuta.
Kunjungan yang dikoordinir Humas Pemerintah Provinsi Sumsel itu diikuti sebanyak 18 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Palembang.
Lebih lanjut dia mengatakan, Kecak merupakan tarian unik karena tidak diiringi musik atau gamelan yang penarinya biasanya dipentaskan masyarakat desa di lingkungan pertunjukan.
Biasanya ada empat desa diikutsertakan dalam pentas tari sakral tersebut, namun pertujukannya dilaksanakan secara bergilir.
Hal ini karena budaya yang dipercaya masyarakat Bali sebagai tari penghubung kepada roh dan para dewa melalui media orang melewati tari Kecak, penarinya sudah diberikan jampian sehingga mereka tidak sadarkan diri. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012