Manggala Utama (Ketua Umum) Paiketan Krama Istri (Pakis) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian adat dan budaya, sekaligus turut menjaga kebersihan lingkungan.

"Anggota Pakis jangan gaya-gayaan tetapi hendaknya paham adat, seni, tradisi, dan budaya Bali. Pakis Bali harus cerdas melestarikan tata titi sehingga tidak melenceng dari koridor," kata Putri Koster di Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (12/5) malam.

Putri Koster yang juga istri Gubernur Bali itu menyampaikan pentingnya krama istri (kaum perempuan adat) menjaga adat, seni, dan budaya sekaligus lingkungan dalam acara bertajuk Tresna lan Punia yang dipusatkan di Gedung I Ketut Maria, Tabanan.

"Anggota Pakis hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk mampu memimpin dan mensosialisasikan terkait pelestarian budaya dan adat istiadat. Jangan sampai budaya yang sedari dulu disusun rapi, diciptakan dan sudah dijaga dengan baik, saat ini menjadi campur aduk," ucapnya.

Ia mencontohkan Tari Rejang yang dulu diciptakan sebagai tari sakral yang dipercaya menjadi prosesi tarian menyambut turunnya para dewa, saat ini semakin banyak Tari Rejang yang diciptakan dengan nama yang beraneka ragam. Selain itu, dipentaskan di tempat yang terkadang tidak sesuai.

Baca juga: Pakis Bali edukasi jaga kebersihan di kawasan Pura Agung Besakih

Dalam kesempatan tersebut, Putri Koster juga menjabarkan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber.

"Sebaiknya kita semua mulai menjaga kebersihan lingkungan di mana kita tinggal, di mana kita berada dan di mana kita berkunjung. Ketika kita mampu menjaga alam dengan baik dan tulus, maka alam juga akan menjaga kehidupan kita di dunia ini," ujarnya.

Putri Koster berharap sebisa mungkin jangan sampai kita ikut andil menjadi bagian perusak lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk menyadarkan diri sendiri bahkan menanamkan karakter disiplin untuk tidak mengotori desa lain.

"Caranya dengan melakukan pengelolaan sampah berbasis sumber, yakni dimulai dari mengelola sampah sesuai jenisnya dari lingkungan rumah tangga," katanya.

Selain itu, penting juga ditanamkan kesadaran untuk tidak meninggalkan sampah di tempat-tempat umum, termasuk tempat suci (pura).

Baca juga: Pakis Bali bantu 100 paket bahan pokok untuk warga Nusa Penida

Sementara itu, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra menjelaskan keberadaan Pakis yang dikuatkan melalui Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 sesuai fungsinya melalui penguatan desa adat, pelestarian budaya serta adat istiadat.

"Lembaga yang sudah berusia dua tahun ini diharapkan mampu menyatukan krama istri se-Bali untuk erat menjaga kelestarian budaya dan adat istiadatnya," kata dia.

Bandesa Madya/Ketua Majelis Madya Desa Adat Kabupaten Tabanan I Wayan Tontra dalam sambutannya menyampaikan bahwa Paiketan Krama Istri Kabupaten Tabanan sudah terbentuk hampir di seluruh tingkat kecamatan dan desa.

Kegiatan mereka masih fokus pada kegiatan majejahitan, menguatkan tari sakral, tari bebalihan, dan tari wali.

"Untuk ke depan akan dikuatkan lagi tentang pendalaman pemahaman pengetahuan yang wajib dilakukan di lapangan, sehingga memiliki wawasan untuk meneruskan pengetahuan kepada generasi muda yang baru menginjak pernikahan agar tidak ada lagi kata-kata 'nak mule keto' atau memang begitu," katanya.



Kegiatan Tresna lan Punia ini diisi dengan pemberian bantuan 150 paket bahan pokok kepada 150 penerima yang masuk kategori lansia, ibu hamil, difabel, krama istri dan yowana (pemuda-pemudi) serta pecalang (petugas pengamanan adat). Paket bantuan terdiri dari 20 kilogram beras, satu krat telur, dan susu.

Selain bantuan berupa kebutuhan pokok, juga diserahkan 300 bibit cabai, 200 bibit terong, 50 bibit pohon mangga, 35 bibit pohon kelapa, dan 15 bibit pohon alpukat. Mengakhiri rangkaian acara diisi pementasan hiburan yang dibawakan oleh Sekaa Arja Akah Canging.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023