Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika meminta para alumni SMA dan SMK Negeri Bali Mandara berkontribusi bagi masyarakat, daerah, dan negara sebagai bentuk tanggung jawab telah mengenyam pendidikan yang dibiayai rakyat Bali.

"Kalian tentu masih ingat bahwa setiap butir nasi yang kalian makan saat bersekolah berasal dari setiap keringat rakyat Bali," kata Pastika saat melakukan kegiatan reses bersama para Alumni SMA Bali Mandara di Denpasar, Selasa malam.

SMAN Bali Mandara yang berada di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, merupakan sekolah yang sejak 2012 diperuntukkan bagi para siswa dari keluarga miskin. Sekolah ini digagas Pastika saat menjabat Gubernur Bali.

Sekolah tersebut dikelola Pemprov Bali dengan sistem berasrama. Semua biaya pendidikan hingga kebutuhan hidup para siswa ditanggung Pemprov Bali hingga lulus sekolah.

Dengan sistem pendidikan yang diterapkan sedemikian rupa, para siswanya kemudian banyak yang diterima dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di kampus ternama di dalam dan luar negeri. Selain itu, para siswa telah berhasil memenangkan sejumlah perlombaan hingga tingkat dunia.

Namun, mulai tahun 2022, Gubernur Bali Wayan Koster menjadikan SMAN Bali Mandara sebagai sekolah biasa. Sekolah ini tidak lagi untuk siswa miskin dan tidak lagi berasrama dengan alasan keterbatasan anggaran.

"Tujuan saya saat itu mendirikan SMAN Bali Mandara adalah untuk memutus rantai kemiskinan. Jadi, di situ tidak sekadar sekolah, namun para siswa sudah dibekali karakter kepemimpinan dengan tagline Learn Today, Lead Tomorrow," ujar Pastika.

Oleh karena itu, Pastika berpesan kepada puluhan Alumni SMAN Bali Mandara agar tetap merasa memiliki tanggung jawab untuk menjadi pemimpin di bidang masing-masing dan tidak mudah larut menjadi pengikut.

"Ingat utang kalian kepada rakyat Bali, hutang kepada guru, utang kepada negara. Dengan semangat yang tinggi pasti cita-cita kalian akan tercapai. Jangan pernah berhenti belajar, kembangkan potensi diri, dan bisa berkontribusi untuk lingkungan, daerah, negara, dan bahkan dunia," ucapnya.

Pastika menyatakan kebanggaannya atas kesuksesan yang telah diraih dan meminta agar para alumni terus bersatu padu. Ia berpesan bagi yang senior dapat membimbing dan membagikan pengalaman untuk yang junior serta ada program-program untuk peningkatan kualitas.

Bahkan, ia berharap dapat digelar reuni akbar Alumni SMAN dan SMKN Bali Mandara yang jumlah alumninya hingga saat ini sudah 1.300 orang.

Dalam acara tersebut, masing-masing alumni menyampaikan profesi maupun jenjang pendidikan yang sedang ditempuh saat ini. Termasuk kendala yang dihadapi dalam meraih cita-cita yang telah dituliskan saat bersekolah di SMAN Bali Mandara, di antaranya ada Ngakan Putu Anom Harjana, alumni angkatan pertama SMAN Bali Mandara mengaku betapa tempaan dan pendidikan yang didapat menjadi bekal berharga baginya untuk meraih posisi saat ini.

Anom yang sebelumnya menempuh pendidikan di Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana saat ini menjadi dosen di almamaternya dan dipercaya sebagai konsultan peneliti di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kami senantiasa diajarkan pantang menyerah, disiplin, berpikir kreatif, dan kerja sama tim. Nilai itu yang benar-benar membekas dan di dunia kerja sangat diperlukan," ujarnya.

Ada Putu Sri Ari Ambarini yang telah menamatkan pendidikan dokternya di Universitas Udayana dan kini bekerja di sejumlah klinik.

Ari mengatakan sangat bersyukur bisa mengenyam pendidikan di SMAN Bali Mandara. "Kalau bukan sekolah di SMAN Bali Mandara, bagaimana saya yang anak nelayan bisa bermimpi menjadi dokter. 'Mindset' dan mental benar-benar ditempa di sana," ucapnya.

Selanjutnya ada Wayan Rona yang sebelumnya meraih beasiswa di Prasetiya Mulya. Jebolan S2 kini menjadi terbilang mapan karena telah mendapatkan gaji per bulan minimal Rp15 juta dan bisa membeli tanah serta membangun rumah.

Menurut Rona, ada sekitar 100 lebih alumni SMA Bali Mandara yang kuliah di Prasetiya Mulya.

Ketut Yoga selaku Ketua Alumni SMAN Bali Mandara mengatakan saat ini puluhan alumni tengah bekerja dan melanjutkan pendidikan di luar negeri. Selain itu sekitar separuh alumni tengah menimba ilmu dan bekerja di luar Bali.

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023