Anthony Sinisuka Ginting menciptakan rekor baru bagi dunia bulu tangkis nasional dengan menjuarai tunggal putra Kejuaraan Badminton Asia (BAC) di Dubai, Minggu usai Indonesia 16 tahun puasa gelar.
Terakhir kali Indonesia menjuarai tunggal putra BAC ialah pada 2007, yang saat itu dipersembahkan oleh legenda bulu tangkis nasional Taufik Hidayat.
Ginting tak hanya mengikuti jejak Taufik yang juga sama-sama jebolan klub SGS PLN Bandung, namun gelar juara dari BAC yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab itu, merupakan titel perdananya dari Kejuaraan Asia.
Keberhasilan Ginting diraih setelah ia mengalahkan juara dunia 2023 Loh Kean Yew pada babak final BAC 2023. Unggulan kedua itu membungkam permainan Loh hanya dalam 26 menit dan dua gim langsung 21-12, 21-8.
Ginting melaju tanpa hambatan pada gim pertama. Hanya dalam 15 menit, atlet peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo itu mampu mendulang keunggulan 21-12 atas juara dunia 2021 tersebut.
Ginting langsung bermain menekan pada Loh. Lewat pukulan menyilang dan tipuan yang menjadi andalannya, Ginting secara konsisten mampu menambah poin demi poin.
Setelah unggul dengan 7-4 atas Loh, Ginting terus memperlebar jarak poin dengan lawannya menjadi 10-5, 16-7, 18-9, hingga akhirnya menutup gim pembuka dengan kemenangan 21-12.
Pada gim kedua, Loh semakin kehilangan kemampuannya untuk bermain konsisten. Lewat umpan-umpan menyulitkan yang disajikan Ginting, Loh berulang kali tak mampu menghalau pukulan wakil Indonesia.
Bahkan jika sempat melakukan pengembalian pun, pukulan dari Loh kerap berakhir dengan error dan mati sendiri.
Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Ginting karena ia tak harus bekerja terlalu keras untuk menyabet gelar perdana dari BAC. Bahkan Ginting mampu mencapai interval lebih dulu dengan 11 poin, sedangkan Loh masih bertahan dengan dua poin.
Tak butuh waktu lama bagi Ginting untuk menciptakan rekor baru dalam bulu tangkis tunggal putra Indonesia. Pada menit ke-26, Ginting akhirnya menyabet gelar juara perdananya dari Kejuaraan Badminton Asia dengan skor akhir 21-18 pada gim kedua.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Terakhir kali Indonesia menjuarai tunggal putra BAC ialah pada 2007, yang saat itu dipersembahkan oleh legenda bulu tangkis nasional Taufik Hidayat.
Ginting tak hanya mengikuti jejak Taufik yang juga sama-sama jebolan klub SGS PLN Bandung, namun gelar juara dari BAC yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab itu, merupakan titel perdananya dari Kejuaraan Asia.
Keberhasilan Ginting diraih setelah ia mengalahkan juara dunia 2023 Loh Kean Yew pada babak final BAC 2023. Unggulan kedua itu membungkam permainan Loh hanya dalam 26 menit dan dua gim langsung 21-12, 21-8.
Ginting melaju tanpa hambatan pada gim pertama. Hanya dalam 15 menit, atlet peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo itu mampu mendulang keunggulan 21-12 atas juara dunia 2021 tersebut.
Ginting langsung bermain menekan pada Loh. Lewat pukulan menyilang dan tipuan yang menjadi andalannya, Ginting secara konsisten mampu menambah poin demi poin.
Setelah unggul dengan 7-4 atas Loh, Ginting terus memperlebar jarak poin dengan lawannya menjadi 10-5, 16-7, 18-9, hingga akhirnya menutup gim pembuka dengan kemenangan 21-12.
Pada gim kedua, Loh semakin kehilangan kemampuannya untuk bermain konsisten. Lewat umpan-umpan menyulitkan yang disajikan Ginting, Loh berulang kali tak mampu menghalau pukulan wakil Indonesia.
Bahkan jika sempat melakukan pengembalian pun, pukulan dari Loh kerap berakhir dengan error dan mati sendiri.
Hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Ginting karena ia tak harus bekerja terlalu keras untuk menyabet gelar perdana dari BAC. Bahkan Ginting mampu mencapai interval lebih dulu dengan 11 poin, sedangkan Loh masih bertahan dengan dua poin.
Tak butuh waktu lama bagi Ginting untuk menciptakan rekor baru dalam bulu tangkis tunggal putra Indonesia. Pada menit ke-26, Ginting akhirnya menyabet gelar juara perdananya dari Kejuaraan Badminton Asia dengan skor akhir 21-18 pada gim kedua.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023