Wali Kota Denpasar, Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengharapkan kaum perempuan yang meraih kursi di legislatif jangan hanya bersifat pasif saat pengambilan keputusan.

"Peran perempuan dalam mengambil keputusan di setiap pembangunan menjadi sebuah keharusan," kata Jaya Negara dalam sambutan tertulisnya dibacakan Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat dan SDM Pemkot Denpasar I Nyoman Artayasa di Denpasar, Selasa.

Dengan begitu, katanya, diharapkan perempuan yang duduk di legislatif tidak hanya kuantitas saja melainkan harus mampu menunjukkan kualitas dan kompetensinya.

Untuk itu, Jaya Negara berharap melalui "Workshop Penguatan Calon Legislatif Perempuan" ini dapat menguatkan kapasitas bakal calon anggota legislatif dalam mengambil keputusan dan membawa dampak positif dalam peningkatan kualitas perempuan yang menjadi wakil rakyat pada Pemilu 2024.

Baca juga: Wali Kota Denpasar : Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival wajib dilestarikan

"Selama ini berbagai pihak telah mendorong penguatan kepemimpinan perempuan untuk memberi ruang yang lebih besar bagi perempuan dalam pengambilan kebijakan sehingga dapat mencegah lahirnya kebijakan-kebijakan yang memarginalkan perempuan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Denpasar I Gusti Agung Sri Wetrawati menambahkan memarginalkan perempuan dalam berbagai kegiatan sosial dan politik dinilai masih terjadi hingga kini.

"Hal ini karena perempuan dianggap lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk memimpin. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas P3AP2KB berupaya meningkatkan peran perempuan melalui pendidikan politik, khususnya bagi kepemimpinan perempuan," ucapnya.

Selain itu, lokakarya ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan para pihak berkepentingan yang akan menjadi pemimpin di ranah struktural atau kultural.

Baca juga: Wali Kota Denpasar: Musrenbang RKPD untuk tentukan program prioritas

Para pemimpin, katanya, diharapkan dapat memiliki perspektif gender, keberpihakan pada perempuan, dan kelompok yang rentan diskriminasi.

"Kepemimpinan perempuan sangat penting. Bagaimana mereka dapat menciptakan program-program yang tidak meminggirkan perempuan. Di sisi lain, kami berupaya melakukan gerakan ke arah pendidikan untuk mendorong perempuan memimpin di politik," ujarnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023