Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan tatanan memasuki Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem pada saat pelaksanaan upacara Ida Bhatara Turun Kabeh.
Semasa upacara utama yang berlangsung 21 hari mulai dari 5 sampai 26 April 2023, pengunjung Pura Agung Besakih diminta menaati tatanan yang sudah ditetapkan.
"Pengunjung harus masuk melalui Candi Bentar di area Manik Mas sesuai tatanan di Pura Agung Besakih, bagi pengunjung yang menggunakan bus atau truk disediakan kendaraan bus listrik dari tempat parkir Kedungdung ke Manik Mas dan sebaliknya," kata Koster sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Denpasar, Senin.
Warga yang ingin bersembahyang di Pura Agung Besakih diarahkan untuk berjalan kaki dari area parkir kendaraan roda dua dan roda empat ke Bencingah atau area depan pura.
"Khusus untuk sulinggih, lansia, wanita hamil, wanita yang mengajak bayi atau balita, dan difabel disediakan kendaraan angkutan khusus," kata Koster.
Orang yang datang ke pura bukan untuk bersembahyang diminta untuk tidak memasuki area persembahyangan selama pelaksanaan upacara Ida Bathara Turun Kabeh.
Selain itu, pengelola mewajibkan seluruh pengunjung pura membawa kantong sampah, menjaga kebersihan lingkungan, dan menaati ketentuan yang diberlakukan di lingkungan pura.
Dalam surat edarannya, Gubernur Bali juga menyampaikan larangan-larangan yang diberlakukan untuk menjaga keindahan dan kesucian pura.
Dalam hal ini, pengunjung dilarang menaruh sampah sembarangan dan pedagang dilarang berjualan di luar area yang sudah disediakan serta menggunakan tas kresek, sedotan plastik, styrofoam, atau produk plastik sekali pakai lainnya.
Di samping itu, umat yang hendak bersembahyang dan pengunjung pura diwajibkan membawa kembali seluruh persembahan agar tidak menimbulkan sampah di lingkungan pura.
Pemerintah Provinsi Bali sudah menata fasilitas pendukung di kawasan Pura Agung Besakih, seperti menyiapkan wantilan atau balai untuk istirahat semasa pengunjung menunggu antrean masuk ke pura di area Manik Mas dan Bencingah.
Selain itu, tersedia ruang ganti pakaian untuk pemedek atau pengunjung serta ruang menyusui di area Manik Mas, area berdagang untuk pelaku usaha di area Bencingah dan Manik Mas, pusat Informasi, posko kesehatan, serta posko keamanan di area Kedungdung, Manik Mas, dan Bencingah.
Fasilitas pendukung lain seperti gedung parkir serta toilet, termasuk toilet khusus untuk difabel, juga disediakan di lingkungan Pura Agung Besakih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Semasa upacara utama yang berlangsung 21 hari mulai dari 5 sampai 26 April 2023, pengunjung Pura Agung Besakih diminta menaati tatanan yang sudah ditetapkan.
"Pengunjung harus masuk melalui Candi Bentar di area Manik Mas sesuai tatanan di Pura Agung Besakih, bagi pengunjung yang menggunakan bus atau truk disediakan kendaraan bus listrik dari tempat parkir Kedungdung ke Manik Mas dan sebaliknya," kata Koster sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Denpasar, Senin.
Warga yang ingin bersembahyang di Pura Agung Besakih diarahkan untuk berjalan kaki dari area parkir kendaraan roda dua dan roda empat ke Bencingah atau area depan pura.
"Khusus untuk sulinggih, lansia, wanita hamil, wanita yang mengajak bayi atau balita, dan difabel disediakan kendaraan angkutan khusus," kata Koster.
Orang yang datang ke pura bukan untuk bersembahyang diminta untuk tidak memasuki area persembahyangan selama pelaksanaan upacara Ida Bathara Turun Kabeh.
Selain itu, pengelola mewajibkan seluruh pengunjung pura membawa kantong sampah, menjaga kebersihan lingkungan, dan menaati ketentuan yang diberlakukan di lingkungan pura.
Dalam surat edarannya, Gubernur Bali juga menyampaikan larangan-larangan yang diberlakukan untuk menjaga keindahan dan kesucian pura.
Dalam hal ini, pengunjung dilarang menaruh sampah sembarangan dan pedagang dilarang berjualan di luar area yang sudah disediakan serta menggunakan tas kresek, sedotan plastik, styrofoam, atau produk plastik sekali pakai lainnya.
Di samping itu, umat yang hendak bersembahyang dan pengunjung pura diwajibkan membawa kembali seluruh persembahan agar tidak menimbulkan sampah di lingkungan pura.
Pemerintah Provinsi Bali sudah menata fasilitas pendukung di kawasan Pura Agung Besakih, seperti menyiapkan wantilan atau balai untuk istirahat semasa pengunjung menunggu antrean masuk ke pura di area Manik Mas dan Bencingah.
Selain itu, tersedia ruang ganti pakaian untuk pemedek atau pengunjung serta ruang menyusui di area Manik Mas, area berdagang untuk pelaku usaha di area Bencingah dan Manik Mas, pusat Informasi, posko kesehatan, serta posko keamanan di area Kedungdung, Manik Mas, dan Bencingah.
Fasilitas pendukung lain seperti gedung parkir serta toilet, termasuk toilet khusus untuk difabel, juga disediakan di lingkungan Pura Agung Besakih.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023