Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali mulai melakukan proses ramp check atau inspeksi keselamatan terhadap seluruh kendaraan bus yang akan digunakan untuk mudik lebaran tahun 2023.

Ketua DPD Organda Bali I Ketut Edi Dharma Putra di Denpasar, Selasa, mengatakan sebanyak 245 unit bus yang berasal dari 33 perusahaan otobus dicek kelayakannya di Terminal Mengwi, Kabupaten Badung.

"Dilakukan di terminal kita ramp check, sekarang sudah berjalan itu jadi bukan hari-h (puncak mudik) saja tapi tiap hari di Terminal Mengwi," kata dia.

Selain terhadap kendaraan, proses pemeriksaan keselamatan juga dilakukan terhadap supir bus, di mana harus dipastikan kesehatannya secara jasmani dan rohani, tanpa ada penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

"Dalam lebaran nantinya pun akan ada petugas kesehatan yang akan mengecek supir, ini rutin dilakukan untuk berangkat dan balik," tutur Edi.

Ketua Organda Bali itu memprediksi pada Idul Fitri 1444 Hijriah ini pemudik dari Bali akan meningkat dari tahun sebelumnya, lantaran tak ada lagi pembatasan dan adanya cuti yang cukup panjang.

Umumnya, pemudik dari Bali akan berangkat tiga hari sebelum lebaran dengan tujuan paling banyak ke Jawa Timur yaitu pada puncaknya 18 April waktu sore hari, karena cuti bersama akan dimulai pada 19 April 2022.

"Jadi sehari sorenya itu sudah banyak yang bepergian, yang nantinya arus baliknya kira-kira Rabu, 26 April, maksimal itu sudah puncak arus baliknya," jelas Edi kepada media.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, selain 245 unit bus, perusahaan otobus yang ada juga telah menyiagakan 10 persen bus cadangan, berbeda dari hari biasa di mana tak sampai 100 unit bus melakukan pergerakan.

Bus untuk mudik lebaran 2023 di Bali sendiri dibagi menjadi dua kata Edi, yaitu jenis ekonomi dan non ekonomi, di mana untuk tarif ekonomi ditentukan pemerintah sementara non ekonomi dikembalikan ke masing-masing perusahaan.

Tiap-tiap bus juga diisi dengan kapasitas penumpang yang berbeda, mulai dari 30, 35, dan 40 penumpang, sementara untuk jenis ekonomi dapat diisi oleh 60 penumpang.

Hingga saat ini, Organda Bali menyebut belum ada kenaikan tarif bus, namun umumnya kenaikan harga akan terjadi 10 hari sebelum Idul Fitri dengan rata-rata kenaikan umumnya 40 persen.

"Kenaikan karena ada istilah tuslah. Jadi kalau sekarang kita berangkat kan penuh dan baliknya itu belum tentu ada orang, sementara dia harus pulang dan itu yang menyebabkan tarif tiket ada penyesuaian," jelas Edi.

Untuk mengurangi risiko perjalanan, Edi mengimbau agar pemudik dengan sepeda motor untuk mengirim kendaraannya menggunakan jasa pengiriman, sehingga pemudik dapat dengan nyaman menaiki angkutan umum, apalagi biasanya pemerintah dan sejumlah perusahaan besar akan menyelenggarakan program mudik gratis.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023