Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengapresiasi gerak cepat pemerintah pusat dalam penanganan dampak bencana longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna.
Ansar menyebut longsor di Serasan terjadi pada Senin (6/3) lalu, namun sehari setelahnya, Selasa (7/3), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dan jajaran langsung terbang dari Jakarta ke Natuna guna memastikan penanganan longsor di pulau terluar itu berjalan maksimal.
"Kemudian kami bersama-sama naik helikopter dari pusat ibukota Natuna di Ranai menuju Serasan. Selain melihat langsung penanganan longsor, juga menyalurkan bantuan kepada para korban," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Senin.
Kemudian pada Jumat (10/3) pemerintah pusat kembali mengutus tiga menteri turun meninjau lokasi longsor di Serasan, antara lain Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Menteri Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Dalam kesempatan itu, kata Ansar, Mensos Risma turut menyalurkan bantuan berupa logistik sandang, pangan, dan papan, kepada para korban longsor di tempat-tempat pengungsian dengan total senilai Rp862 juta.
Sementara Menteri PMK Muhadjir Effendy mengingatkan warga Serasan mewaspadai potensi bencana alam, karena BMKG memprediksi banyak wilayah yang berpotensi terjadinya longsor, sehingga perlu dipastikan seluruh warga yang berada di kawasan itu aman dan jauh dari radius wilayah zona merah bencana susulan.
Di sisi lain Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga menjanjikan bakal kembali membangun 100 unit rumah untuk para korban terdampak longsor di Serasan, sesuai yang diajukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna.
"Pembangunannya memakai dana APBN, sedangkan Pemda Natuna menyiapkan lahan. Pembangunan 100 rumah itu diperkirakan rampung dalam kurun waktu delapan bulan," ujar Ansar.
Ia juga mengapresiasi dukungan BMKG dan BRIN yang telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendukung operasi pencarian, sekaligus evakuasi korban, sehingga berjalan lancar tanpa terkendala cuaca seperti hujan dan angin kencang.
Demikian pula dengan BNPB RI, Mabes Polri dan TNI, hingga pemangku kepentingan terkait di lingkup pemerintah daerah.
"Hari ini terakhir operasi pencarian korban longsor, mudah-mudahan semua korban hilang ditemukan. Kita juga sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat dan pihak terkait yang secara bahu-membahu membantu penanganan longsor di Natuna," ucap Ansar.
Berdasarkan data BNPB Minggu (12/3), jumlah korban jiwa akibat tanah longsor di Pulau Serasan sudah mencapai 46 orang. Terdiri dari 24 laki-laki dan 22 perempuan. Sampai kini ada sekitar sembilan orang korban tanah longsor yang belum ditemukan.
Selain itu 2.240 korban mengungsi di tempat mengungsi di PLBN (436 orang), Desa Payak (605 orang), Desa Batu Berlian (136 orang), SMA N 1 Serasan (238 orang), Pelimpak (432 orang), dan Airnusa (393 orang).
Baca juga: Korban jiwa akibat tanah longsor di Pulau Serasan Natuna mencapai 46 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Ansar menyebut longsor di Serasan terjadi pada Senin (6/3) lalu, namun sehari setelahnya, Selasa (7/3), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dan jajaran langsung terbang dari Jakarta ke Natuna guna memastikan penanganan longsor di pulau terluar itu berjalan maksimal.
"Kemudian kami bersama-sama naik helikopter dari pusat ibukota Natuna di Ranai menuju Serasan. Selain melihat langsung penanganan longsor, juga menyalurkan bantuan kepada para korban," kata Gubernur Ansar di Tanjungpinang, Senin.
Kemudian pada Jumat (10/3) pemerintah pusat kembali mengutus tiga menteri turun meninjau lokasi longsor di Serasan, antara lain Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Menteri Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Dalam kesempatan itu, kata Ansar, Mensos Risma turut menyalurkan bantuan berupa logistik sandang, pangan, dan papan, kepada para korban longsor di tempat-tempat pengungsian dengan total senilai Rp862 juta.
Sementara Menteri PMK Muhadjir Effendy mengingatkan warga Serasan mewaspadai potensi bencana alam, karena BMKG memprediksi banyak wilayah yang berpotensi terjadinya longsor, sehingga perlu dipastikan seluruh warga yang berada di kawasan itu aman dan jauh dari radius wilayah zona merah bencana susulan.
Di sisi lain Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga menjanjikan bakal kembali membangun 100 unit rumah untuk para korban terdampak longsor di Serasan, sesuai yang diajukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna.
"Pembangunannya memakai dana APBN, sedangkan Pemda Natuna menyiapkan lahan. Pembangunan 100 rumah itu diperkirakan rampung dalam kurun waktu delapan bulan," ujar Ansar.
Ia juga mengapresiasi dukungan BMKG dan BRIN yang telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendukung operasi pencarian, sekaligus evakuasi korban, sehingga berjalan lancar tanpa terkendala cuaca seperti hujan dan angin kencang.
Demikian pula dengan BNPB RI, Mabes Polri dan TNI, hingga pemangku kepentingan terkait di lingkup pemerintah daerah.
"Hari ini terakhir operasi pencarian korban longsor, mudah-mudahan semua korban hilang ditemukan. Kita juga sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat dan pihak terkait yang secara bahu-membahu membantu penanganan longsor di Natuna," ucap Ansar.
Berdasarkan data BNPB Minggu (12/3), jumlah korban jiwa akibat tanah longsor di Pulau Serasan sudah mencapai 46 orang. Terdiri dari 24 laki-laki dan 22 perempuan. Sampai kini ada sekitar sembilan orang korban tanah longsor yang belum ditemukan.
Selain itu 2.240 korban mengungsi di tempat mengungsi di PLBN (436 orang), Desa Payak (605 orang), Desa Batu Berlian (136 orang), SMA N 1 Serasan (238 orang), Pelimpak (432 orang), dan Airnusa (393 orang).
Baca juga: Korban jiwa akibat tanah longsor di Pulau Serasan Natuna mencapai 46 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023