Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali menjamin jumlah ketersediaan obat-obatan di Pulau Dewata mencukupi untuk mengantisipasi lonjakan penyakit di masa pancaroba atau peralihan musim ini.
"Untuk tahun ini, sudah disediakan stok obat-obatan senilai Rp1,2 miliar sebagai `buffer stock". Berbagai jenis obat juga sudah didistribusikan ke rumah sakit maupun puskesmas di kabupaten/kota di daerah kita sesuai kebutuhan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Jumat.
Seandainya terjadi peningkatan masyarakat yang terkena penyakit sebagai dampak peralihan musim, pihaknya sudah siap pula untuk mendistribusikan obat kembali karena stoknya juga masih ada di gudang farmasi pemprov setempat.
"Sebenarnya langkah antisipasi yang paling penting bukan obat-obatan, melainkan kesadaran masyarakat senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pada peralihan musim dari kemarau ke penghujan, memang biasanya banyak penyakit yang akan muncul, oleh karena itu kami harapkan supaya masyarakat mulai waspada," ucapnya.
Dikatakannya penyakit yang biasanya muncul di peralihan musim ini yakni demam berdarah, diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Khususnya demam berdarah, biasanya banyak muncul di daerah perkotaan dan permukiman padat.
"Kami harapkan masyarakat yang tinggal di pemukiman padat agar mewaspadai lingkungannya terutama pada saluran-saluran pembuangan yang telah mengering dan nantinya terendam air saat musim hujan," ucapnya.
Pada 2011 di Provinsi Bali sudah terjadi penurunan kasus demam berdarah menjadi 57 kasus per seratus ribu penduduk, dari yang sebelumnya 160 per seratus ribu penduduk. Harapannya tahun ini kasus demam berdarah dapat lebih diminimalisasi.
Sedangkan untuk penyakit diare biasanya muncul pada wilayah yang belum memiliki sambungan air bersih atau mengandalkan sumber mata air atau dari sumur di daerah perdesaan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Untuk tahun ini, sudah disediakan stok obat-obatan senilai Rp1,2 miliar sebagai `buffer stock". Berbagai jenis obat juga sudah didistribusikan ke rumah sakit maupun puskesmas di kabupaten/kota di daerah kita sesuai kebutuhan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Jumat.
Seandainya terjadi peningkatan masyarakat yang terkena penyakit sebagai dampak peralihan musim, pihaknya sudah siap pula untuk mendistribusikan obat kembali karena stoknya juga masih ada di gudang farmasi pemprov setempat.
"Sebenarnya langkah antisipasi yang paling penting bukan obat-obatan, melainkan kesadaran masyarakat senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pada peralihan musim dari kemarau ke penghujan, memang biasanya banyak penyakit yang akan muncul, oleh karena itu kami harapkan supaya masyarakat mulai waspada," ucapnya.
Dikatakannya penyakit yang biasanya muncul di peralihan musim ini yakni demam berdarah, diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Khususnya demam berdarah, biasanya banyak muncul di daerah perkotaan dan permukiman padat.
"Kami harapkan masyarakat yang tinggal di pemukiman padat agar mewaspadai lingkungannya terutama pada saluran-saluran pembuangan yang telah mengering dan nantinya terendam air saat musim hujan," ucapnya.
Pada 2011 di Provinsi Bali sudah terjadi penurunan kasus demam berdarah menjadi 57 kasus per seratus ribu penduduk, dari yang sebelumnya 160 per seratus ribu penduduk. Harapannya tahun ini kasus demam berdarah dapat lebih diminimalisasi.
Sedangkan untuk penyakit diare biasanya muncul pada wilayah yang belum memiliki sambungan air bersih atau mengandalkan sumber mata air atau dari sumur di daerah perdesaan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012