Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali melakukan sejumlah langkah dan upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus Flu Burung.
Sejumlah upaya itu diantaranya adalah dengan melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta melakukan edukasi kepada para pedagang unggas agar dapat meningkatkan bio security.
"Kami telah melakukan langkah antisipasi flu burung dengan menyiagakan tim unit reaksi cepat kesehatan hewan di masing-masing kecamatan lengkap dengan obat-obatan, disinfektan dan alat penyemprot," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana dalam keterangannya di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan langkah yang dilakukan itu telah sesuai dengan edaran dari pemerintah pusat terkait kewaspadaan terhadap virus flu burung.
"Kami siagakan tim untuk merespon dengan dengan cepat apabila ada laporan kematian unggas secara mendadak dan tidak wajar," kata dia.
Baca juga: Distan Denpasar gencarkan KIE dan biosekuriti tangkal flu burung
Wayan Wijaya menjelaskan pihaknya telah menugaskan tim penyuluh untuk mendatangi para peternak guna melakukan sosialisasi.
Menurutnya upaya itu dilakukan dengan tujuan agar para peternak lebih meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan bio security yang lebih ketat, menjaga kebersihan kandang serta rutin dan melakukan penyemprotan disinfektan.
"Kami juga mendatangi pengepul dan pedagang unggas untuk memberikan sosialisasi sekaligus melakukan surveilance dan melakukan penyemprotan," tambah Wayan Wijana.
Untuk lebih memastikan keamanan, ia mengungkapkan bahwa penyemprotan setidaknya dilaksanakan dua kali dalam seminggu oleh peternak unggas. Sementara di pasar hewan ia meminta penyemprotan disinfektan dilakukan sebelum dan sesudah pasar dibuka.
Ia menambahkan hingga saat ini belum ditemukan adanya laporan kasus kematian unggas yang mengarah flu burung di Badung.
Namun pihaknya tetap meminta masyarakat tidak panik serta segera melaporkan kepada petugas dinas atau puskeswan terdekat jika ada unggas yang mati secara mendadak.
"Tentunya hal ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur," pungkas Wayan Wijana.
Baca juga: Penularan virus flu burung ke manusia jarang terjadi namun tetap berisiko
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Sejumlah upaya itu diantaranya adalah dengan melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta melakukan edukasi kepada para pedagang unggas agar dapat meningkatkan bio security.
"Kami telah melakukan langkah antisipasi flu burung dengan menyiagakan tim unit reaksi cepat kesehatan hewan di masing-masing kecamatan lengkap dengan obat-obatan, disinfektan dan alat penyemprot," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana dalam keterangannya di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan langkah yang dilakukan itu telah sesuai dengan edaran dari pemerintah pusat terkait kewaspadaan terhadap virus flu burung.
"Kami siagakan tim untuk merespon dengan dengan cepat apabila ada laporan kematian unggas secara mendadak dan tidak wajar," kata dia.
Baca juga: Distan Denpasar gencarkan KIE dan biosekuriti tangkal flu burung
Wayan Wijaya menjelaskan pihaknya telah menugaskan tim penyuluh untuk mendatangi para peternak guna melakukan sosialisasi.
Menurutnya upaya itu dilakukan dengan tujuan agar para peternak lebih meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan bio security yang lebih ketat, menjaga kebersihan kandang serta rutin dan melakukan penyemprotan disinfektan.
"Kami juga mendatangi pengepul dan pedagang unggas untuk memberikan sosialisasi sekaligus melakukan surveilance dan melakukan penyemprotan," tambah Wayan Wijana.
Untuk lebih memastikan keamanan, ia mengungkapkan bahwa penyemprotan setidaknya dilaksanakan dua kali dalam seminggu oleh peternak unggas. Sementara di pasar hewan ia meminta penyemprotan disinfektan dilakukan sebelum dan sesudah pasar dibuka.
Ia menambahkan hingga saat ini belum ditemukan adanya laporan kasus kematian unggas yang mengarah flu burung di Badung.
Namun pihaknya tetap meminta masyarakat tidak panik serta segera melaporkan kepada petugas dinas atau puskeswan terdekat jika ada unggas yang mati secara mendadak.
"Tentunya hal ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur," pungkas Wayan Wijana.
Baca juga: Penularan virus flu burung ke manusia jarang terjadi namun tetap berisiko
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023