Denpasar (Antara Bali) - Perolehan devisa alas kaki yang diekspor dari Bali molorot 34 persen dari 3,4 juta dolar AS selama Januari-September 2011 menjadi 2,2 juta dolar AS dalam periode yang sama tahun ini.
Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada, di Denpasar, Senin, menduga anjloknya nilai ekspor alas kaki itu sebagai dampak dari krisis ekonomi global.
Menurut dia, konsumen negara di kawasan Eropa mengalami krisis ekonomi, sedangkan barang kerajinan masyarakat Bali itu hampir 45 persen dijual ke Belanda, Jerman, dan Italia, sisanya ke beberapa negara lain.
Ia mengemukakan, konsumen Jerman membeli sekitar 9,5 persen dari seluruh ekspor alas kaki tersebut, Italia hanya mengimpor sekitar 8,2 persen, Amerika Serikat 6,7 persen dan sisanya adalah puluhan negara lainnya.
"Ekspor kami masih lumayan baik terutama perdagangan garmen dan hasil kerajinan lainnya dari berbagai jenis barang antik masih bagus kecuali sepatu dan sendal," kata Putu Suyasa eksportir di Denpasar. (*/M038/T007))
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada, di Denpasar, Senin, menduga anjloknya nilai ekspor alas kaki itu sebagai dampak dari krisis ekonomi global.
Menurut dia, konsumen negara di kawasan Eropa mengalami krisis ekonomi, sedangkan barang kerajinan masyarakat Bali itu hampir 45 persen dijual ke Belanda, Jerman, dan Italia, sisanya ke beberapa negara lain.
Ia mengemukakan, konsumen Jerman membeli sekitar 9,5 persen dari seluruh ekspor alas kaki tersebut, Italia hanya mengimpor sekitar 8,2 persen, Amerika Serikat 6,7 persen dan sisanya adalah puluhan negara lainnya.
"Ekspor kami masih lumayan baik terutama perdagangan garmen dan hasil kerajinan lainnya dari berbagai jenis barang antik masih bagus kecuali sepatu dan sendal," kata Putu Suyasa eksportir di Denpasar. (*/M038/T007))
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012