Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berkomitmen akan terus melestarikan subak yang ada di wilayahnya bersama seluruh masyarakat.
"Subak ini sudah diakui oleh dunia melalui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Maka dari itu kita harus tetap menjaga dan melestarikan sistem subak," ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam keterangannya di Badung, Minggu.
Ia mengatakan, untuk menjaga subak pihaknya berharap masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah subak atau krama subak agar dapat menanam pohon penyerap dan penghasil air di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
"Yang bisa ditanam itu seperti pohon bambu yang bertujuan menambah debit air dan ini merupakan program yang harus kami gerakan dari hulu sampai hilir," kata dia.
Bupati Giri Prasta menambahkan sistem subak juga wajib dilestarikan karena Subak Yeh merupakan pusat pembagian air irigasi untuk petani.
Baca juga: DPRD Bali minta Pemkab Badung segera tuntaskan masalah Subak Pedahanan
"Selain itu, itu krama Subak wajib untuk membudayakan kesakralan sehingga keberadaan Subak di Bali tetap terjaga," ungkap Giri Prasta.
Sebagai bentuk komitmen dalam upaya pelestarian subak, Bupati Giri Prasta bersama jajaran juga telah meninjau proyek senderan Subak Gede Tri Bhuana Giri Pasedahan Yeh Lauh Badung-Gianyar-Denpasar di Desa Adat Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Dalam kesempatan tersebut sebagai wujud dukungan Bupati Giri Prasta juga menyerahkan bantuan dana pribadi sebesar Rp33 juta.
Sementara itu tokoh masyarakat Banjar Sindu Made Suwitra mrnjelaskan bahwa Subak Gede Tri Bhuana Giri Pasedahan Yeh Lauh adalah salah satu subak terbesar di Bali yang mengairi tiga kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
"Kedepannya kami berharap dalam rangka melestarikan adat, agama, tradisi dan budaya khususnya Subak Gede Tri Bhuana Giri Pasedahan Yeh Lauh agar diberikan bantuan dalam pembangunan senderan, perbaikan Pura Subak serta dana upacara yadnya," kata dia.
Baca juga: Menparekraf: Sistem Subak Bali beri dampak luas bagi pariwisata
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Subak ini sudah diakui oleh dunia melalui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Maka dari itu kita harus tetap menjaga dan melestarikan sistem subak," ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam keterangannya di Badung, Minggu.
Ia mengatakan, untuk menjaga subak pihaknya berharap masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah subak atau krama subak agar dapat menanam pohon penyerap dan penghasil air di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
"Yang bisa ditanam itu seperti pohon bambu yang bertujuan menambah debit air dan ini merupakan program yang harus kami gerakan dari hulu sampai hilir," kata dia.
Bupati Giri Prasta menambahkan sistem subak juga wajib dilestarikan karena Subak Yeh merupakan pusat pembagian air irigasi untuk petani.
Baca juga: DPRD Bali minta Pemkab Badung segera tuntaskan masalah Subak Pedahanan
"Selain itu, itu krama Subak wajib untuk membudayakan kesakralan sehingga keberadaan Subak di Bali tetap terjaga," ungkap Giri Prasta.
Sebagai bentuk komitmen dalam upaya pelestarian subak, Bupati Giri Prasta bersama jajaran juga telah meninjau proyek senderan Subak Gede Tri Bhuana Giri Pasedahan Yeh Lauh Badung-Gianyar-Denpasar di Desa Adat Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Dalam kesempatan tersebut sebagai wujud dukungan Bupati Giri Prasta juga menyerahkan bantuan dana pribadi sebesar Rp33 juta.
Sementara itu tokoh masyarakat Banjar Sindu Made Suwitra mrnjelaskan bahwa Subak Gede Tri Bhuana Giri Pasedahan Yeh Lauh adalah salah satu subak terbesar di Bali yang mengairi tiga kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
"Kedepannya kami berharap dalam rangka melestarikan adat, agama, tradisi dan budaya khususnya Subak Gede Tri Bhuana Giri Pasedahan Yeh Lauh agar diberikan bantuan dalam pembangunan senderan, perbaikan Pura Subak serta dana upacara yadnya," kata dia.
Baca juga: Menparekraf: Sistem Subak Bali beri dampak luas bagi pariwisata
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023