Tanjungpinang (Antara Bali) - Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Provinsi Kepulauan Riau menyatakan, penggunaan internet sehat perlu dikampanyekan oleh pemerintah secara intensif, karena banyak anak-anak yang salah memanfaatkannya.
Penyalahgunaan fasilitas internet sudah sejak lama mewabah kepada pelajar, cukup meresahkan, karena itu perlu ditangani secara cepat oleh pemerintah, ungkap Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kepulauan Riau (KPPAD Kepri) Putu Elvina Gani, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Minggu.
"Langkah yang paling tepat bukan melarang anak-anak menggunakan internet, melainkan memberikan pemahaman kepada mereka untuk menggunakan internet untuk kepentingan yang positif," katanya.
Putu mengatakan, fasilitas internet sering digunakan oleh sejumlah pelajar SD-SMA untuk membuka situs porno. Kemajuan teknologi yang tidak dapat dibatasi oleh pemerintah, memberi peluang kepada anak-anak dan remaja untuk menggunakan fasilitas internet secara negatif di warung internet, bahkan melalui ponsel.
Bahkan situs yang berbau pornografi juga ditampilkan di akun "facebook" dan jejaring sosial lainnya. Sementara akun jejaring sosial tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak.
Hal itu yang menyebabkan pelajar tidak sulit membuka situs porno. Sedangkan pemahaman mereka terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat membuka situs porno masih kurang. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Penyalahgunaan fasilitas internet sudah sejak lama mewabah kepada pelajar, cukup meresahkan, karena itu perlu ditangani secara cepat oleh pemerintah, ungkap Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kepulauan Riau (KPPAD Kepri) Putu Elvina Gani, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Minggu.
"Langkah yang paling tepat bukan melarang anak-anak menggunakan internet, melainkan memberikan pemahaman kepada mereka untuk menggunakan internet untuk kepentingan yang positif," katanya.
Putu mengatakan, fasilitas internet sering digunakan oleh sejumlah pelajar SD-SMA untuk membuka situs porno. Kemajuan teknologi yang tidak dapat dibatasi oleh pemerintah, memberi peluang kepada anak-anak dan remaja untuk menggunakan fasilitas internet secara negatif di warung internet, bahkan melalui ponsel.
Bahkan situs yang berbau pornografi juga ditampilkan di akun "facebook" dan jejaring sosial lainnya. Sementara akun jejaring sosial tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak.
Hal itu yang menyebabkan pelajar tidak sulit membuka situs porno. Sedangkan pemahaman mereka terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat membuka situs porno masih kurang. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012