Sosok pria enerjik Indra Sukmana dinilai sukses mengembangkan usaha budidaya ikan nila dan ikan emas di daerah Garut, Jawa Barat berkat sentuhan teknologi Effective Microorganisms (EM4) perikanan dan tambak.
Pria berusia 41 tahun itu memiliki puluhan kolam berbagai ukuran di atas lahan seluas 75 tumbuk (istilah setempat), masing-masing tumbuk seluas 14 meter persegi.
"Dari puluhan kolam yang telah dibangun secara permanen maupun kolam tanah selain itu proses pembesaran yang rata-rata membutuhkan waktu tiga bulan siap dipanen, juga melakukan pembibitan ikan nila dan ikan emas," tutur Indra Suksama, salah seorang anggota kelompok budidaya ikan Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ia merupakan salah seorang dari puluhan pembudidaya ikan air tawar di daerah tersebut berkat ketersediaan air yang melimpah dan lahan yang cukup luas sehingga daerah itu menjadi pusat perdagangan ikan.
Hampir 90 persen masyarakat setempat menggeluti usaha budidaya ikan secara organik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Garut dan daerah-daerah lain Jawa Barat, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan ikan.
"Saya juga melakukan usaha pembibitan ikan nila dan ikan emas untuk memenuhi permintaan masyarakat setempat akan bibit yang bermutu dalam jumlah yang cukup besar," tutur Indra Sukmana ketika menerima tim youtube EM Indonesia Official baru-baru ini.
Ia mengaku menggunakan EM4 perikanan dan tambak, awalnya dari mendengar bahwa menggunakan pupuk hayati itu sangat bagus dan sejak tiga tahun lalu itu langsung menggunakannya.
Setelah menggunakan EM4 perikanan ternyata pertumbuhan ikan nila dan ikan emas lebih cepat besar, sekaligus mampu mengatasi perubahan cuaca pada ikan.
Pemakaian EM4 itu dilakukan dengan cara dicampurkan pada pakan ikan dan air secara merata agar lebih efektif dibandingkan dengan langsung ditaburkan atau disiram di air kolam yang membutuhkan EM lumayan banyak.
"Pakan ikan yang dicampur dengan air dan EM biasanya didiamkan dulu selama 1-2 jam, setelah rata meresap baru ditaburkan ke kolam ikan," katanya.
Ia menjelaskan, pakan ikan di setiap kolam untuk pemberian pakan rata-rata dicampurkan dengan satu liter EM4 perikanan sampai rata-rata meresap.
Pemberian pakan yang dicampur EM itu berlangsung setiap hari selama siklus atau panen berlangsung selama tiga bulan.
Panen biasanya dilakukan secara bertahap. Setelah panen kolam kembali diolah juga menggunakan EM. "Jadi penggunaan EM dilakukan mulai dari pengolahan lahan hingga dicampur dengan pakan ikan," ujar Indra Sukmana.
EM4 perikanan dan tambak memberikan manfaat untuk memfermentasi sisa pakan, kotoran, cangkang udang di dasar tambak, menguraikan gas-gas amoniak, metan dan hydroger sulfida.
Selain itu meningkatkan oksigen terlarut dan air menjadi bersih sehingga tidak diperlukan pergantian air secara berulang-ulang.
Selanjutnya juga meningkatkan daya tahan ikan/udang sehingga mengurangi pemakaian antibiotik, mengurangi pemakaian bahan kimia dan mengurangi biaya produksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Pria berusia 41 tahun itu memiliki puluhan kolam berbagai ukuran di atas lahan seluas 75 tumbuk (istilah setempat), masing-masing tumbuk seluas 14 meter persegi.
"Dari puluhan kolam yang telah dibangun secara permanen maupun kolam tanah selain itu proses pembesaran yang rata-rata membutuhkan waktu tiga bulan siap dipanen, juga melakukan pembibitan ikan nila dan ikan emas," tutur Indra Suksama, salah seorang anggota kelompok budidaya ikan Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ia merupakan salah seorang dari puluhan pembudidaya ikan air tawar di daerah tersebut berkat ketersediaan air yang melimpah dan lahan yang cukup luas sehingga daerah itu menjadi pusat perdagangan ikan.
Hampir 90 persen masyarakat setempat menggeluti usaha budidaya ikan secara organik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Garut dan daerah-daerah lain Jawa Barat, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan ikan.
"Saya juga melakukan usaha pembibitan ikan nila dan ikan emas untuk memenuhi permintaan masyarakat setempat akan bibit yang bermutu dalam jumlah yang cukup besar," tutur Indra Sukmana ketika menerima tim youtube EM Indonesia Official baru-baru ini.
Ia mengaku menggunakan EM4 perikanan dan tambak, awalnya dari mendengar bahwa menggunakan pupuk hayati itu sangat bagus dan sejak tiga tahun lalu itu langsung menggunakannya.
Setelah menggunakan EM4 perikanan ternyata pertumbuhan ikan nila dan ikan emas lebih cepat besar, sekaligus mampu mengatasi perubahan cuaca pada ikan.
Pemakaian EM4 itu dilakukan dengan cara dicampurkan pada pakan ikan dan air secara merata agar lebih efektif dibandingkan dengan langsung ditaburkan atau disiram di air kolam yang membutuhkan EM lumayan banyak.
"Pakan ikan yang dicampur dengan air dan EM biasanya didiamkan dulu selama 1-2 jam, setelah rata meresap baru ditaburkan ke kolam ikan," katanya.
Ia menjelaskan, pakan ikan di setiap kolam untuk pemberian pakan rata-rata dicampurkan dengan satu liter EM4 perikanan sampai rata-rata meresap.
Pemberian pakan yang dicampur EM itu berlangsung setiap hari selama siklus atau panen berlangsung selama tiga bulan.
Panen biasanya dilakukan secara bertahap. Setelah panen kolam kembali diolah juga menggunakan EM. "Jadi penggunaan EM dilakukan mulai dari pengolahan lahan hingga dicampur dengan pakan ikan," ujar Indra Sukmana.
EM4 perikanan dan tambak memberikan manfaat untuk memfermentasi sisa pakan, kotoran, cangkang udang di dasar tambak, menguraikan gas-gas amoniak, metan dan hydroger sulfida.
Selain itu meningkatkan oksigen terlarut dan air menjadi bersih sehingga tidak diperlukan pergantian air secara berulang-ulang.
Selanjutnya juga meningkatkan daya tahan ikan/udang sehingga mengurangi pemakaian antibiotik, mengurangi pemakaian bahan kimia dan mengurangi biaya produksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023