PT PLN (Persero) memberikan penghargaan kepada sembilan komunitas pecinta layangan dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Bali yang turut berkontribusi pada terciptanya keamanan pasokan listrik selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022.
 
General Manager PT PLN (Persero) UID Bali, I Wayan Udayana di Denpasar, Bali, Kamis menyatakan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh komunitas layangan selama pelaksanaan KTT G20, sehingga PLN mampu menghadirkan listrik yang andal tanpa gangguan.
 
“Bali mendapat nama baik saat KTT G20, dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungannya termasuk PLN dari sisi layanan listrik, dan ini tidak lepas dari dukungan rekan-rekan dari komunitas layangan,” kata Udayana.
 
Adapun sembilan komunitas yang menerima penghargaan dari PLN adalah Komunitas Pelangi Bali, Pelangi Bali Denpasar, Pelangi Bali Gianyar, Rare Angon, Gesing Kite, Sewalu Team Sanur, Undagi, Komunitas Seni Layangan Bali, dan Komunitas Layangan Cerdas.
 
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan PLN atas partisipasi komunitas-komunitas pecinta layangan di Bali yang secara aktif mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menghindari bermain layang-layang selama KTT G20.
 
Udayana mengatakan bahwa PLN mendukung penuh kegiatan bermain layang-layang karena adanya misi untuk menjaga kebudayaan Bali. “Dengan menjaga kebudayaan Bali, berarti turut mendukung pariwisata Bali, dan ini akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat demi mewujudkan kemajuan Bali,” kata dia.
 
Dia mengutarakan harapannya agar sinergi seperti itu bisa terus terjaga, dan komunitas layangan di Bali tetap menjaga budaya Bali melalui layangan dengan memperhatikan keamanan jaringan listrik.
 
“PLN dan komunitas diharapkan terus bersinergi untuk membangun Bali dengan bersama-sama menjaga keandalan listrik tanpa kedip, sehingga bermain layang-layang terus terpelihara seiring dengan pelayanan listrik kepada publik tetap aman terjaga,” kata dia.
 
Sepanjang tahun 2022, gangguan listrik pada jaringan PLN akibat layang-layang mencapai delapan kali.
 
Sementara itu, Pengurus Komunitas Pelangi Bali, Wayan Sukarsa menyampaikan bahwa budaya bermain layang-layang sudah mengakar dan bercampur dengan kebudayaan, sehingga gangguan listrik akibat layang-layang masih terjadi.
 
“Ke depannya komunikasi akan terus dilakukan kepada masyarakat, agar masyarakat semakin paham, dan bermain layangan dengan tertib,” kata dia.
 
Ia turut menyampaikan ucapan selamat kepada PLN atas suksesnya ajang KTT G20 yang berjalan tanpa gangguan listrik dan berharap komunikasi dapat terus terjalin.
 
“Budaya layang-layang saat ini semakin berinovasi, layang-layang sudah bisa menggunakan teknologi knock down dan lokasi bermain layangan juga telah terkonsenterasi pada titik yang telah ditentukan agar mudah dipantau dan dikontrol,” kata Sukarsa.
 
Ia mengutarakan harapannya agar kebudayaan tetap terjaga, namun listrik juga harus tetap aman sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

 

Pewarta: Rolandus Nampu

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023