Sebanyak 26 sekaa atau komunitas Bondres di Bali akan mengikuti lomba (audisi) pergelaran kesenian Bodres tradisi yang mengangkat tema Harkat Arak Bali, untuk menyampaikan eksistensi arak sebagai warisan budaya yang adiluhung.

Kepala Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ni Wayan Sulastriani di Denpasar, Selasa, mengatakan audisi Bondres (seni pertunjukan lawak Bali) akan memperebutkan 10 nominasi terbaik dan berhak mendapatkan dana Rp17 juta.

"Audisi akan dinilai tim juri dan akan digelar di Gedung Ksirarnawa,Taman Budaya Provinsi Bali pada 23-24 Januari 2023," kata Sulastriani di sela-sela rapat teknis terkait audisi tersebut.

Sekaa atau komunitas Bondres tersebut nantinya akan menyisipkan pesan terkait Pergub tentang Arak Bali, yakni eksistensi arak sebagai warisan budaya adiluhung, selain juga pembuatan serta cara minum arak Bali yang baik dan benar.

"Kegiatan audisi ini juga merupakan bagian dari program Peragaan dan Pementasan Perlindungan Pengembangan Pemanfaatan Obyek Pemajuan Tradisi Budaya Tahun 2023, " ujar Sulastriani.

Sementara itu salah satu dewan juri Prof Dr I Made Bandem menjelaskan tema utama masalah arak sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali.

Terlebih arak sedang dipromosikan pemerintah daerah sehingga agar dipahami masyarakat melalui Bondres ini arak sebagai minuman tradisi mampu bersaing dengan minuman alkohol lainnya.

"Jadi, arak ini sudah ada tercatat pada Prasasti Batur Abang pada abad ke 11, artinya sebuah tradisi lama yang perlu dilestarikan," ujar Prof Bandem yang juga selaku kurator Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023 ini.

Ia menambahkan, melalui lomba Bondres yang ditekankan adalah bagaimana prosesi pembuatan arak dam promosinya seperti apa.

"Arak agar betul-betul memberi manfaat jangan sampai mabuk. Justru sebaliknya arak memberi manfaat bagi kesehatan dan sebagainya," ucap Prof Bandem yang didampingi dua juri lainnya yaitu Prof Wayan Dibia dan Prof Wayan Rai.
 
Kadek Wahyudita mewakili tim kreatif menambahkan, secara teknik audisi bondres tradisi ini akan digelar selama dua hari. Dengan jumlah peserta 26 sekaa, sanggar atau kelompok, masing- masing akan tampil selama 20 menit dengan iringan gamelan.

"Untuk iringan diberikan kebebasan, yang jelas ada gamelan, entah inovatif maupun gong kebyar, semarandana dan sebagainya," kata Wahyu.

Bondres disajikan menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa utama dapat pula dipadukan dengan bahasa atau bahasa asing. "Gegonjakan (lelucon) wajib memperhatikan unsur satyam, siwam dan sundaran," ucapnya.

Sementara itu Kak Kumis sebagai salah satu peserta mengapresiasi lomba bondres ini, apalagi pasca pandemi, ruang lingkup seni bondres jarang ada yang order."Sebenarnya animo peserta banyak yang ingin ikut dalam audisi bondres ini," ujarnya.

Peserta sekaa bondres yang mendaftar diantaranya, MKP Mersi, Trio GBK, CAPBATA, Bondres Gabus Sontoloyo, BeTeL, Kaki CS, Sekaa Bondres SEKDUT, Rarekual Topeng, dan Sanggar Seni Githa Ulangun.

Selanjutnya Sanggar Grongseng Poleng, Topeng Kebah, Bondres SANDAL SANGLIR COMEDY, Kejengit Bondres, BOLALE, MEKENYOS SINAR JAYA ABADI, Megel + Sanggar Semara Girang, dan Bondres Barong Langon.

Kemudian ada juga Nongcret Dewata, Comedy Kepo, BONDRES KOMEDI, Ketawa Kenceng, Sadu Mujur, Kleteg bondres dan Medagang Bondres.

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 26 Komunitas Bondres bersaing dalam lomba angkat eksistensi arak Bali

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023