Ketua Harian Esport Indonesia (ESI) Provinsi Bali Anak Agung Gde Harya Putra mengatakan gelaran IESF World Esport Championship Bali 2022 diharapkan menjadi motivasi bagi atlet lokal Bali agar meningkatkan kemampuannya hingga menjadi atlet esport profesional.
"Saya sangat berharap atlet esport Bali bisa memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi, sehingga bisa meningkatkan diri untuk menuju ke pemain profesional," kata Gde Harya di Denpasar, Selasa.
Gde Harya menyebut dengan diadakannya turnamen internasional itu di Bali, para atlet dapat melihat dan belajar, mengingat rangkaian IESF World Esport Championship turut diisi dengan pameran dan workshop.
Pada turnamen esport yang akan berlangsung mulai 2 Desember 2022 di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, dipertandingkan tujuh jenis permainan diantaranya Mobile Legend, PUBG, dan Dota.
Dari semua yang dipertandingkan, Harya mengakui belum ada atlet esport asal Bali yang tergabung, lantaran perwakilan Indonesia adalah para atlet terpilih yang telah menjalani Pelatnas.
Baca juga: "Taiwan Excellence" dukung "IESF World Esports Championship 2022" di Bali
Secara keseluruhan, menurut data yang dimiliki ESI Bali, sebanyak 106 negara dari 120 yang ditargetkan dipastikan bergabung mengikuti turnamen di Bali, sementara pemilihan Pulau Dewata sendiri disebut karena ketenaran Bali dan kesiapan akomodasi yang tak perlu diragukan lagi.
Selama lebih dari sepekan penyelenggaraan IESF World Esport Championship, Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) memberikan ESI Bali kesempatan untuk terlibat, sehingga para atlet esport Bali dapat secara penuh mengikuti kegiatan.
Harya mengungkapkan bahwa atlet esport Bali sendiri memiliki minat yang tinggi, terbukti dalam ekshibisi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2022 sebanyak 200 atlet usia 13-25 tahun terlibat mewakili kota/kabupaten-nya.
"Ketika kita terbentuk kepengurusan esport Indonesia itu para gamers mulai melirik, ada tujuan, yang pasti bisa menjadi peluang penghasilan untuk para atlet berprestasi, dan kita sudah diakui oleh KONI jadi mulai tertata dengan baik lah," ujar Gde Harya.
Senada dengan itu, Ketua KONI Bali I Gusti Ngurah Oka Darmawan mengungkapkan bahwa minat olahraga elektronik tersebut di Bali terus meningkat sejak resmi diakui KONI pada tahun 2021.
Baca juga: 2-11 Desember, Kejuaraan dunia esport di Bali bakal masuk rekor Guiness
"Esport termasuk baru tapi perkembangannya luar biasa. Kalau dia masuk dalam kegiatan multi event persyaratan salah satunya adalah sudah pernah masuk di ekshibisi Proprov, kemarin esport ikut, perkembangannya bagus sekali," kata Oka di Denpasar.
Selain wadah pembelajaran bagi atlet lokal Bali, Oka melihat gelaran IESF World Esport Championship akan turut mendatangkan nilai ekonomi bagi Bali, lantaran ribuan orang dari peserta hingga panitia akan berkumpul.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Saya sangat berharap atlet esport Bali bisa memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi, sehingga bisa meningkatkan diri untuk menuju ke pemain profesional," kata Gde Harya di Denpasar, Selasa.
Gde Harya menyebut dengan diadakannya turnamen internasional itu di Bali, para atlet dapat melihat dan belajar, mengingat rangkaian IESF World Esport Championship turut diisi dengan pameran dan workshop.
Pada turnamen esport yang akan berlangsung mulai 2 Desember 2022 di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, dipertandingkan tujuh jenis permainan diantaranya Mobile Legend, PUBG, dan Dota.
Dari semua yang dipertandingkan, Harya mengakui belum ada atlet esport asal Bali yang tergabung, lantaran perwakilan Indonesia adalah para atlet terpilih yang telah menjalani Pelatnas.
Baca juga: "Taiwan Excellence" dukung "IESF World Esports Championship 2022" di Bali
Secara keseluruhan, menurut data yang dimiliki ESI Bali, sebanyak 106 negara dari 120 yang ditargetkan dipastikan bergabung mengikuti turnamen di Bali, sementara pemilihan Pulau Dewata sendiri disebut karena ketenaran Bali dan kesiapan akomodasi yang tak perlu diragukan lagi.
Selama lebih dari sepekan penyelenggaraan IESF World Esport Championship, Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) memberikan ESI Bali kesempatan untuk terlibat, sehingga para atlet esport Bali dapat secara penuh mengikuti kegiatan.
Harya mengungkapkan bahwa atlet esport Bali sendiri memiliki minat yang tinggi, terbukti dalam ekshibisi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2022 sebanyak 200 atlet usia 13-25 tahun terlibat mewakili kota/kabupaten-nya.
"Ketika kita terbentuk kepengurusan esport Indonesia itu para gamers mulai melirik, ada tujuan, yang pasti bisa menjadi peluang penghasilan untuk para atlet berprestasi, dan kita sudah diakui oleh KONI jadi mulai tertata dengan baik lah," ujar Gde Harya.
Senada dengan itu, Ketua KONI Bali I Gusti Ngurah Oka Darmawan mengungkapkan bahwa minat olahraga elektronik tersebut di Bali terus meningkat sejak resmi diakui KONI pada tahun 2021.
Baca juga: 2-11 Desember, Kejuaraan dunia esport di Bali bakal masuk rekor Guiness
"Esport termasuk baru tapi perkembangannya luar biasa. Kalau dia masuk dalam kegiatan multi event persyaratan salah satunya adalah sudah pernah masuk di ekshibisi Proprov, kemarin esport ikut, perkembangannya bagus sekali," kata Oka di Denpasar.
Selain wadah pembelajaran bagi atlet lokal Bali, Oka melihat gelaran IESF World Esport Championship akan turut mendatangkan nilai ekonomi bagi Bali, lantaran ribuan orang dari peserta hingga panitia akan berkumpul.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022