PT PLN (Persero) dan Star Energy Geothermal (SEG) melakukan kerja sama penyediaan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk operasional kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di wilayah operasional SEG.
Chief Executive Officer SEG Hendra Soetjipto Tan sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Bali, Kamis mengatakan penggunaan mobil listrik merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi, melalui kolaborasi inklusif bersama para pemangku kepentingan.
Ia mengatakan pihaknya akan menggunakan mobil listrik di seluruh wilayah operasional di Jawa Barat yakni pembangkit listrik Wayang Windu, Darajat, dan Salak.
Penggunaan mobil listrik di area operasional tersebut, kata dia, merupakan inisiatif pertama dan salah satu yang terbesar yang dilakukan oleh perusahaan energi panas bumi di Indonesia.
Hendra Tan menyatakan sebagai perusahaan penghasil listrik tenaga panas bumi yang bersih dan ramah lingkungan, pihaknya turut memiliki perhatian yang serius terhadap isu krisis iklim global saat ini.
Baca juga: Dirut PLN: G20 bukti PLN mampu pasok listrik bertaraf internasional
"Kami melakukan berbagai inisiatif dan mengembangkan inovasi teknologi yang dapat berkontribusi terhadap upaya perlindungan lingkungan dengan tetap menjaga keandalan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi di Wayang Windu, Salak, dan Darajat untuk membuat masa depan dunia yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) Hartanto Wibowo mengapresiasi kehadiran dan usaha seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung upaya percepatan transisi energi.
Melalui penandatanganan MoU ini, katanya, PLN menegaskan komitmennya untuk terus mendorong penggunaan energi bersih dan selalu memposisikan diri menjadi garda depan dalam transisi energi.
Dia berharap nantinya mitra lain meniru langkah yang dilakukan oleh SEG dalam mendukung transisi energi lewat penggunaan kendaraan berbasis baterai.
Hartanto juga mengatakan kerja sama tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong percepatan peralihan ke kendaraan listrik sebagaimana tercantum dalam Perpres No 55 Tahun 2019 yang juga menjadi isu prioritas G20 Summit untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Penandatanganan MoU dilakukan Hendra Soetjipto Tan dan Hartanto Wibowo yang disaksikan oleh Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso, dan Presiden Direktur PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Chaerani Rachmatullah.
Baca juga: Dirut PLN: Aliran listrik hari pertama puncak KTT G20 berjalan aman
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Chief Executive Officer SEG Hendra Soetjipto Tan sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Bali, Kamis mengatakan penggunaan mobil listrik merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi, melalui kolaborasi inklusif bersama para pemangku kepentingan.
Ia mengatakan pihaknya akan menggunakan mobil listrik di seluruh wilayah operasional di Jawa Barat yakni pembangkit listrik Wayang Windu, Darajat, dan Salak.
Penggunaan mobil listrik di area operasional tersebut, kata dia, merupakan inisiatif pertama dan salah satu yang terbesar yang dilakukan oleh perusahaan energi panas bumi di Indonesia.
Hendra Tan menyatakan sebagai perusahaan penghasil listrik tenaga panas bumi yang bersih dan ramah lingkungan, pihaknya turut memiliki perhatian yang serius terhadap isu krisis iklim global saat ini.
Baca juga: Dirut PLN: G20 bukti PLN mampu pasok listrik bertaraf internasional
"Kami melakukan berbagai inisiatif dan mengembangkan inovasi teknologi yang dapat berkontribusi terhadap upaya perlindungan lingkungan dengan tetap menjaga keandalan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi di Wayang Windu, Salak, dan Darajat untuk membuat masa depan dunia yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) Hartanto Wibowo mengapresiasi kehadiran dan usaha seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung upaya percepatan transisi energi.
Melalui penandatanganan MoU ini, katanya, PLN menegaskan komitmennya untuk terus mendorong penggunaan energi bersih dan selalu memposisikan diri menjadi garda depan dalam transisi energi.
Dia berharap nantinya mitra lain meniru langkah yang dilakukan oleh SEG dalam mendukung transisi energi lewat penggunaan kendaraan berbasis baterai.
Hartanto juga mengatakan kerja sama tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong percepatan peralihan ke kendaraan listrik sebagaimana tercantum dalam Perpres No 55 Tahun 2019 yang juga menjadi isu prioritas G20 Summit untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Penandatanganan MoU dilakukan Hendra Soetjipto Tan dan Hartanto Wibowo yang disaksikan oleh Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso, dan Presiden Direktur PT Prima Layanan Nasional Enjiniring Chaerani Rachmatullah.
Baca juga: Dirut PLN: Aliran listrik hari pertama puncak KTT G20 berjalan aman
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022