Jakarta (Antara Bali) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, pihaknya berminat mendirikan hotel wakaf syariah karena dapat memberikan jaminan ketenangan dan kesejukan.
Pernyataan itu dikemukakan saat menerima kunjungan delegasi Jabatan Wakaf, Zakat dan Haji (JAWHAR) Malaysia di Kantor Kemenag RI, Jakarta, Senin.
Delegasi yang dipimpin Ketua Pengarah JAWHAR Datuk Haji Anan C. Mohd itu diterima Dirjen Bimas Islam Prof Abdul Djamil didampingi Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muchammadiyah Amin, Direktur Pemberdayaan Wakaf Sutami dan Direktur Urusan Agama Islam Mohtar Ali.
Pada kesempatan itu, Ketua JAWHAR, Datuk Anan mengatakan, saat ini Malaysia memiliki 11 ribu lokasi tanah wakaf diperuntukkan berbagai bidang, antara lain dibangun hotel wakaf. "Kami memiliki empat hotel wakaf di Trengganu, Perak, Melaka dan Negeri Sembilan," katanya.
Menurut dia, keberadaan hotel wakaf memberi hasil positif, semua tamu merasa sejuk saat menginap, termasuk non-Muslim. "Secara tidak langsung para tamu juga telah berwakaf," imbuhnya.
Menanggapi penjelasan itu, Dirjen Bimas Islam berharap di Indonesia juga dapat didirikan hotel wakaf, karena hotel syariah memberi jaminan ketenangan, kesejukan dunia akhirat. "Tetapi untuk mengembangkan hotel syariah itu, kita masih harus berjuang menjelaskan ke masyarakat," kata Djamil.
Menurut dia, cara pandang masyarakat di Tanah Air tentang wakaf masih belum berubah, yakni peruntukan lahan tersebut sebatas untuk masjid, madrasah atau kuburan.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Pernyataan itu dikemukakan saat menerima kunjungan delegasi Jabatan Wakaf, Zakat dan Haji (JAWHAR) Malaysia di Kantor Kemenag RI, Jakarta, Senin.
Delegasi yang dipimpin Ketua Pengarah JAWHAR Datuk Haji Anan C. Mohd itu diterima Dirjen Bimas Islam Prof Abdul Djamil didampingi Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muchammadiyah Amin, Direktur Pemberdayaan Wakaf Sutami dan Direktur Urusan Agama Islam Mohtar Ali.
Pada kesempatan itu, Ketua JAWHAR, Datuk Anan mengatakan, saat ini Malaysia memiliki 11 ribu lokasi tanah wakaf diperuntukkan berbagai bidang, antara lain dibangun hotel wakaf. "Kami memiliki empat hotel wakaf di Trengganu, Perak, Melaka dan Negeri Sembilan," katanya.
Menurut dia, keberadaan hotel wakaf memberi hasil positif, semua tamu merasa sejuk saat menginap, termasuk non-Muslim. "Secara tidak langsung para tamu juga telah berwakaf," imbuhnya.
Menanggapi penjelasan itu, Dirjen Bimas Islam berharap di Indonesia juga dapat didirikan hotel wakaf, karena hotel syariah memberi jaminan ketenangan, kesejukan dunia akhirat. "Tetapi untuk mengembangkan hotel syariah itu, kita masih harus berjuang menjelaskan ke masyarakat," kata Djamil.
Menurut dia, cara pandang masyarakat di Tanah Air tentang wakaf masih belum berubah, yakni peruntukan lahan tersebut sebatas untuk masjid, madrasah atau kuburan.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012