Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik Akhmad Noviandi mengatakan bahwa mendinginkan luka bakar menggunakan air mengalir selama 30 sampai 40 menit dapat mencegah luka memburuk.
Dalam webinar untuk memperingati ulang tahun ke-103 Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusuma (RSCM) yang diikuti via daring dari Jakarta, Selasa, ia menjelaskan bahwa mendinginkan luka bakar dengan air mengalir selama 30 sampai 40 menit juga bisa mengurangi rasa nyeri.
Namun, ia melanjutkan, berendam di dalam air saat mengalami luka bakar tidak disarankan karena panas pada luka tidak akan menghilang dan pasien bisa mengalami hipotermia jika terus-terusan berendam.
"Kalau luas luka bakarnya terlalu luas mungkin lebih baik segera mencari pertolongan sambil disiram bagian yang terbakar, juga secepat mungkin mencari pertolongan supaya dokter mencegah kondisi pasien memburuk," katanya.
Akhmad juga mengemukakan bahwa penggunaan pasta gigi untuk mengatasi luka bakar tidak disarankan, karena malah bisa menimbulkan masalah baru.
Ia menjelaskan bahwa pasta gigi di antaranya mengandung detergen, yang bisa menimbulkan iritasi pada kulit dengan luka bakar baru.
"Mungkin orang berpikir ini mendinginkan, padahal tidak, kalau diletakkan di luka yang baru terjadi. Lapisan pelindungnya itu terbuka sehingga kalau diberikan zat yang bersifat iritatif seperti detergen yang ada dalam pasta gigi maka itu bisa memperburuk lukanya," katanya.
Metode lain yang tidak disarankan dalam menangani luka bakar, ia melanjutkan, yakni mengoleskan margarin atau tepung terigu pada luka bakar karena malah membuat luka sulit dibersihkan dan bisa memunculkan masalah lain.
Ia juga menyampaikan pentingnya penanganan luka bakar pada wajah, tangan, dan persendian secara baik. Jika tidak ditangani dengan baik, maka luka bakar pada bagian-bagian tersebut bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Kalau luka bakarnya cukup kecil mungkin tidak diperlukan perawatan di rumah sakit secara rawat inap, tapi tetap memerlukan pengawasan supaya dalam penyembuhan tidak terjadi masalah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Dalam webinar untuk memperingati ulang tahun ke-103 Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusuma (RSCM) yang diikuti via daring dari Jakarta, Selasa, ia menjelaskan bahwa mendinginkan luka bakar dengan air mengalir selama 30 sampai 40 menit juga bisa mengurangi rasa nyeri.
Namun, ia melanjutkan, berendam di dalam air saat mengalami luka bakar tidak disarankan karena panas pada luka tidak akan menghilang dan pasien bisa mengalami hipotermia jika terus-terusan berendam.
"Kalau luas luka bakarnya terlalu luas mungkin lebih baik segera mencari pertolongan sambil disiram bagian yang terbakar, juga secepat mungkin mencari pertolongan supaya dokter mencegah kondisi pasien memburuk," katanya.
Akhmad juga mengemukakan bahwa penggunaan pasta gigi untuk mengatasi luka bakar tidak disarankan, karena malah bisa menimbulkan masalah baru.
Ia menjelaskan bahwa pasta gigi di antaranya mengandung detergen, yang bisa menimbulkan iritasi pada kulit dengan luka bakar baru.
"Mungkin orang berpikir ini mendinginkan, padahal tidak, kalau diletakkan di luka yang baru terjadi. Lapisan pelindungnya itu terbuka sehingga kalau diberikan zat yang bersifat iritatif seperti detergen yang ada dalam pasta gigi maka itu bisa memperburuk lukanya," katanya.
Metode lain yang tidak disarankan dalam menangani luka bakar, ia melanjutkan, yakni mengoleskan margarin atau tepung terigu pada luka bakar karena malah membuat luka sulit dibersihkan dan bisa memunculkan masalah lain.
Ia juga menyampaikan pentingnya penanganan luka bakar pada wajah, tangan, dan persendian secara baik. Jika tidak ditangani dengan baik, maka luka bakar pada bagian-bagian tersebut bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Kalau luka bakarnya cukup kecil mungkin tidak diperlukan perawatan di rumah sakit secara rawat inap, tapi tetap memerlukan pengawasan supaya dalam penyembuhan tidak terjadi masalah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022