Nusa Dua (Antara Bali) - Pegiat musik dunia Franki Raden mengamati dalam beberapa tahun ke depan genre musik dunia (world music) yang merupakan kolaborasi musik tradisional dan modern tersebut diprediksi akan menjadi "mainstream" musik tersendiri.

"Musik belum sepenuhnya memiliki pasar di Indonesia, tetapi kami optimistis bila dilakukan kegiatan edukasi, pertunjukan yang konsisten, maka dalam 10 tahun mendatang, musik dunia akan diterima seperti musik lainnya karena musik yang berakar pada etnik ini sudah dikenal masyarakat," kata Franki Raden yang juga pendiri Indonesia Music Expo (IMEX) di Nusa Dua, Minggu.

Di sela kegiatan lokakarya bertema "Konferensi Strategi Musik Dunia di Tengah Pasar Global" serangkaian NDF 2012 itu, ia mencontohkan, dulu musik jazz hanya dimainkan di kafe-kafe kecil, sekarang sudah ditampilkan di panggung besar dan mendatangkan band dan musisi terkemuka internasional.

Bahkan, saat ini kegiatan sekelas Java Jazz Festival di Jakarta menjadi ajang jazz terbesar dan dipandang dalam kawasan se-Asia Tenggara.

"Dulunya jazz atau pun musik Beatless pun belum masuk mainstream utama, tetapi setelah beberapa tahun terakhir menjadi fenomenal dan diterima dunia," ujarnya.

Ia mengatakan, perkembangan genre musik dunia pertama kali diperkenalkan oleh Guruh Soekarno Putra pada tahun 1980-an. Setelah beberapa tahun kemudian, banyak musisi yang menerapkan konsep musik dunia ini dalam aransemen musiknya tetapi tidak secara utuh.

Sedangkan beberapa akhir ini, Franki Raden mengakui perkembangannya mulai tersistematis, seperti contohnya musisi senior seperti Fariz RM mulai menggarap musik eksperimental dengan mengkolaborasikan musik tradisional Batak.

Untuk pengembangan musik dunia ke depan, Franki Raden menyebutkan diperlukan kerja sama jaringan di seluruh dunia, di samping pihaknya mencari dan mendata sumber musik etnik di berbagai daerah di Indonesia dan memolesnya hingga menjadi satu paket yang bisa "dijual" dengan standar kualitas internasional.

"Adanya unsur etnik tersebut merupakan poin keunggulan penjualan yang mempunyai nilai tambah sendiri," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan produser musik Indie dan promotor besar musik rock di kota New York Leonardo Pavkovic mengatakan, sesungguhnya yang harus dilakukan para musisi musik dunia saat ini untuk menggaet pasar adalah selain kerja keras juga dengan melakukan aksi pertunjukkan yang terus menerus.

"Perlu diingatkan kepada semua pihak bahwa kemajuan internet bukanlah sarana satu-satunya, sehingga para musisi tinggal duduk manis dan menunggu respon dari pengunjung media sosial. Tapi perlu sosialisasi dan penampilan di tengah masyarakat," katanya.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012