Kuta (Antara Bali) - Kementerian Kesehatan mendukung dan mendorong peningkatan produksi berbagai jenis vaksin di Indonesia sesuai dengan permintaan Badan Kesehatan Dunia (WHO) guna mengantisipasi terjadinya pandemik.

"Kami sangat mendukung peningkatan produksi vaksin yang dilakukan oleh PT Bio Farma khususnya untuk menyukseskan imunisasi balita sebab program pembangunan kesehatan sangat membutuhkan vaksin," kata Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang, usai membuka Konferensi Jaringan Produsen Vaksin Negara-negara Berkembang (DCVMN) ke-13 di Kuta, Kamis.

Menurut Linda, imunisasi sangat efektif untuk pencegahan penyakit infeksi dan penyakit menular sehingga Kementerian Kesehatan sangat mendukung dan mendorong peningkatan produksi vaksin di dalam negeri.

Bio Farma sendiri memiliki kapasitas produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengekspor ke 118 negara di dunia, dan kapasitas produksinya masih mungkin untuk ditingkatkan.

"Produksi vaksin di Tanah Air harus terus ditingkatkan karena kebutuhan akan produk itu berkembang sesuai dengan jumlah penduduk yang kadang disertai semakin berkembangnya penyakit. Tentu kebutuhan vaksin tidak pernah akan cukup," ujarnya.

Linda menambahkan, selain peningkatan produksi, Bio Farma sebagai salah satu BUMN kebanggaan nasional harus juga meningkatkan penelitian dan pembuatan vaksin baru. Langkah itu bisa dilakukan dengan menggandeng lembaga riset atau perguruan tinggi.

Langkah itu dinilai strategis, terlebih saat ini masih banyak vaksin untuk penyakit infeksi tertentu yang belum dikembangkan sehingga perlu terus dilakukan penelitian dan pengembangan guna mengantisipasi perkembangan penyakit dan datangnya wabah baru.

Menurut Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan itu, bentuk dukungan konkret pemerintah bagi pengembangan penelitian adalah dengan membuat regulasi, mengatur manajemen, dan memberikan bantuan keuangan.

Regulasi itu terkait dengan urusan mengatur produk supaya kualitasnya sesuai dengan standar yang berlaku sehingga tidak dibuat secara asal-asalan.

Khusus dalam bidang manajemen adalah dengan mengatur hasil riset supaya bisa menjadi produk yang sesuai kriteria dan persyaratan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Sedangkan pendanaan penelitian diberikan kepada badan-badan riset, perguruan tinggi ataupun LIPI. Namun harus disinergikan supaya bisa menghasilkan produk berupa vaksin yang sesuai kebutuhan, terutama karena dana yang diberikan terpisah-pisah," ucapnya.

Terkait dengan masalah pembangunan gedung produksi vaksin influenza di Bandung yang kini belum bisa dirampungkan, Linda tidak bersedia memberikan keterangan sebab ia merasa bukan kewenangannya untuk menjelaskan soal pembangunan gedung yang akan menjadi tempat untuk memproduksi vaksin influenza, termasuk flu burung.(IGT/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012