PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Integrated Terminal Manggis menggerakkan masyarakat Desa Keliki, Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali untuk dapat mengolah sampah secara mandiri.
Salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah menjalin kerja sama dengan kader lingkungan setempat dalam mengadakan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi produk eco-enzym untuk mengatasi permasalahan sampah.
"Besar harapan kami setelah adanya pelatihan, ini bisa langsung diaplikasikan di masing-masing rumah dan juga bisa mendukung kegiatan yang ada di Tempat Pembuangan Sampah 3R Desa Keliki," ujar Area Manager Comm Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Deden Mochammad Idhani dalam keterangan yang diterima, Sabtu.
Ia mengatakan kegiatan yang menjadi bagian pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Pertamina itu sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Menurutnya, Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan,
"Kami juga berupaya mengembangkan program Tanggung jawab sosial perusahaan terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan. Harapan kami masyarakat Desa Keliki bisa berdikari, bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan memudahkan aktivitas dalam kegiatan ekonomi dan lingkungan," kata dia.
Perwakilan Integrated Terminal Manager Pertamina Manggis, Bali Hasfin Bagus menjelaskan dalam upaya penanganan masalah lingkungan, Pertamina telah banyak memberikan dukungan guna memudahkan masyarakat untuk terus aktif dalam pengelolaan lingkungan.
Melalui pelatihan pengolahan sampah menjadi eco-enzyme itu pihaknya berupaya mewujudkan kepedulian dalam hal penanganan permasalahan sampah yang ada di masyarakat.
"Di sini kami ingin membuka wawasan kader lingkungan bahwa sampah bisa kita olah menjadi produk tepat guna yaitu eco-enzyme," ungkap dia.
Aktivis lingkungan dari Eco Enzyme Bali Yuliana menambahkan pihaknya telah mempraktekkan sendiri tentang penggunaan produk-produk eco-enzyme dari hasil pengolahan sampah organik.
Produk eco-enzyme tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk seperti campuran sabun cuci piring, sabun cuci baju, bisa digunakan juga untuk pengobatan penyakit linu di tubuh.
"Jadi setelah pelatihan ini kami berharap ibu-ibu khususnya di wilayah Desa Keliki ini bisa mempraktekkan dan membuat untuk keluarga masing-masing," ujar Yuliana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah menjalin kerja sama dengan kader lingkungan setempat dalam mengadakan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi produk eco-enzym untuk mengatasi permasalahan sampah.
"Besar harapan kami setelah adanya pelatihan, ini bisa langsung diaplikasikan di masing-masing rumah dan juga bisa mendukung kegiatan yang ada di Tempat Pembuangan Sampah 3R Desa Keliki," ujar Area Manager Comm Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Deden Mochammad Idhani dalam keterangan yang diterima, Sabtu.
Ia mengatakan kegiatan yang menjadi bagian pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Pertamina itu sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Menurutnya, Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan,
"Kami juga berupaya mengembangkan program Tanggung jawab sosial perusahaan terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan. Harapan kami masyarakat Desa Keliki bisa berdikari, bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan memudahkan aktivitas dalam kegiatan ekonomi dan lingkungan," kata dia.
Perwakilan Integrated Terminal Manager Pertamina Manggis, Bali Hasfin Bagus menjelaskan dalam upaya penanganan masalah lingkungan, Pertamina telah banyak memberikan dukungan guna memudahkan masyarakat untuk terus aktif dalam pengelolaan lingkungan.
Melalui pelatihan pengolahan sampah menjadi eco-enzyme itu pihaknya berupaya mewujudkan kepedulian dalam hal penanganan permasalahan sampah yang ada di masyarakat.
"Di sini kami ingin membuka wawasan kader lingkungan bahwa sampah bisa kita olah menjadi produk tepat guna yaitu eco-enzyme," ungkap dia.
Aktivis lingkungan dari Eco Enzyme Bali Yuliana menambahkan pihaknya telah mempraktekkan sendiri tentang penggunaan produk-produk eco-enzyme dari hasil pengolahan sampah organik.
Produk eco-enzyme tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk seperti campuran sabun cuci piring, sabun cuci baju, bisa digunakan juga untuk pengobatan penyakit linu di tubuh.
"Jadi setelah pelatihan ini kami berharap ibu-ibu khususnya di wilayah Desa Keliki ini bisa mempraktekkan dan membuat untuk keluarga masing-masing," ujar Yuliana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022