Asia Pacific Media Forum (APMF) kembali digelar di Bali, 20–21 Oktober 2022 untuk menjadi pemantik bagi pelaku industri media, periklanan, dan kreatif bertransformasi mengikuti perubahan konsumen serta kemajuan teknologi digital yang tumbuh cepat selama pandemi.
Dalam forum yang digelar selama dua hari di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), APMF menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan tokoh penting di industri media dan kreatif, serta menampilkan berbagai contoh teknologi terbaru yang mulai diadopsi di industri media, periklanan, dan kreatif, salah satunya pameran karya seni digital dan NFT.
Chairman APMF Andi Sadha selepas membuka acara di BNDCC, Bali, Kamis, menyampaikan Asia Pacific Media Forum yang digelar pada tahun ini tetap konsisten sejak digelar pertama kali pada 2005 yaitu sebagai ajang berjejaring dan wadah untuk bertukar pengalaman dan wawasan antarpelaku industri media, periklanan, dan kreatif di kawasan Asia Pasifik.
Walaupun demikian, pandemi COVID-19 yang dihadapi oleh masyarakat dunia setidaknya dalam 2 tahun terakhir telah mengubah tren konsumsi dan gaya berkomunikasi.
Baca juga: Media Periklanan Harus Berinovasi Tinggi
“Pandemi mengubah besar sekali bagaimana kami sebagai pelaku pemasaran berinteraksi dengan konsumen. APMF melihat fenomena itu, dan (di forum ini) kami membahas bagaimana supaya ke depan kami bisa beradaptasi dengan sangat cepat. Makanya, tema (pertemuan ini) metamorphosis,” kata Andi Sadha.
Dalam kesempatan yang sama, ia menyebutkan perhelatan tahun ini dihadiri oleh hampir 1.000 orang yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
“Targetnya mereka saling bertemu, bertukar pikiran. Itu yang kami harapkan. Mereka di sini bertukar kartu nama dan make business. Tentunya, industri periklanan nilainya ratusan triliun, dan APMF berharap bisa membantu menjadi bagian dari ekosistem itu,” kata dia.
APMF pada tahun ini menampilkan “Immersive Playground” yang terdiri atas berbagai booth dari perusahaan teknologi digital, startup, marketing agency seperti Ming Promotion, Telkomsel Enterprise, Biznet, KlikDokter, SuperLive, Nielsen, StickEarn, Magnus Verse, Spotify Advertising, Impacto, Bali United, Xapads, Tada, PubMatic, Sosro, dan IAS Integral Ad Science.
Baca juga: Media Periklanan Bergeser ke Digital
Di Immersive Playground, peserta forum tidak hanya dapat berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan yang memamerkan produknya, tetapi juga dapat menyimak paparan sejumlah pembicara mengenai tren terbaru di industri dan proyeksinya ke depan.
Beberapa pembicara yang hadir di APMF 2022, di antaranya Founder dan CEO Zen Media Shama Hyder dari Amerika Serikat, SVP Head of Transformation Nielsen Asia Pacific Ranjeet Laungani, CEO Trans Digital Lifestyle Group Putri Tanjung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Dalam forum yang digelar selama dua hari di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), APMF menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan tokoh penting di industri media dan kreatif, serta menampilkan berbagai contoh teknologi terbaru yang mulai diadopsi di industri media, periklanan, dan kreatif, salah satunya pameran karya seni digital dan NFT.
Chairman APMF Andi Sadha selepas membuka acara di BNDCC, Bali, Kamis, menyampaikan Asia Pacific Media Forum yang digelar pada tahun ini tetap konsisten sejak digelar pertama kali pada 2005 yaitu sebagai ajang berjejaring dan wadah untuk bertukar pengalaman dan wawasan antarpelaku industri media, periklanan, dan kreatif di kawasan Asia Pasifik.
Walaupun demikian, pandemi COVID-19 yang dihadapi oleh masyarakat dunia setidaknya dalam 2 tahun terakhir telah mengubah tren konsumsi dan gaya berkomunikasi.
Baca juga: Media Periklanan Harus Berinovasi Tinggi
“Pandemi mengubah besar sekali bagaimana kami sebagai pelaku pemasaran berinteraksi dengan konsumen. APMF melihat fenomena itu, dan (di forum ini) kami membahas bagaimana supaya ke depan kami bisa beradaptasi dengan sangat cepat. Makanya, tema (pertemuan ini) metamorphosis,” kata Andi Sadha.
Dalam kesempatan yang sama, ia menyebutkan perhelatan tahun ini dihadiri oleh hampir 1.000 orang yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
“Targetnya mereka saling bertemu, bertukar pikiran. Itu yang kami harapkan. Mereka di sini bertukar kartu nama dan make business. Tentunya, industri periklanan nilainya ratusan triliun, dan APMF berharap bisa membantu menjadi bagian dari ekosistem itu,” kata dia.
APMF pada tahun ini menampilkan “Immersive Playground” yang terdiri atas berbagai booth dari perusahaan teknologi digital, startup, marketing agency seperti Ming Promotion, Telkomsel Enterprise, Biznet, KlikDokter, SuperLive, Nielsen, StickEarn, Magnus Verse, Spotify Advertising, Impacto, Bali United, Xapads, Tada, PubMatic, Sosro, dan IAS Integral Ad Science.
Baca juga: Media Periklanan Bergeser ke Digital
Di Immersive Playground, peserta forum tidak hanya dapat berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan yang memamerkan produknya, tetapi juga dapat menyimak paparan sejumlah pembicara mengenai tren terbaru di industri dan proyeksinya ke depan.
Beberapa pembicara yang hadir di APMF 2022, di antaranya Founder dan CEO Zen Media Shama Hyder dari Amerika Serikat, SVP Head of Transformation Nielsen Asia Pacific Ranjeet Laungani, CEO Trans Digital Lifestyle Group Putri Tanjung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022