Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menyampaikan bahwa korban meninggal dunia dan dirawat di rumah sakit terdampak cuaca ekstrem berupa hujan lebat Sabtu (8/10) lalu mendapat santunan masing-masing Rp15 juta dan Rp10 juta.
"Pemprov Bali melalui BTT memberikan bantuan pasca bencana berupa santunan kematian Rp15 juta per orang, dan biaya perawatan di rumah sakit Rp10 juta per orang,” kata Rentin di Denpasar, Senin.
Adapun korban dalam kejadian tersebut berasal dari Kabupaten Bangli, sebanyak tiga orang meninggal dunia akibat tanah longsor, dan tiga korban lainnya menjalani perawatan di RSUD Bangli.
Satu korban meninggal dunia di Kabupaten Gianyar, dan satu korban meninggal dunia diduga terseret arus banjir di Kota Denpasar. Petugas BPBD Bali juga memberikan pertolongan terhadap 33 orang wisatawan di kawasan Seminyak, Badung.
"Terdiri atas WNA (Warga Negara Asing) 23 orang dan 10 wisatawan domestik, yang mau keluar hotel untuk tamasya," ujar Made Rentin.
Baca juga: Aparat evakuasi korban tanah longsor di Bangli (video)
Selain soal bantuan dan arahan terkait bencana akibat cuaca ekstrem hujan lebat, Kalaksa BPBD Bali itu juga meluruskan kabar mengenai korban yang dievakuasi merupakan wisatawan asing.
Ia membantah hal tersebut, lantaran saat banjir dengan ketinggian rendah hingga sedang wisatawan hanya meminta bantuan untuk dapat ke luar dari hotel, sehingga dapat melanjutkan agenda wisatanya di Bali.
Untuk bantuan berupa uang dari Rp10 juta-Rp15 juta ini diberikan pasca bencana hujan lebat yang mengakibatkan tanah longsor, pohon tumbang, tembok pembatas rumah runtuh, jalanan jebol, hingga banjir hampir merata di tujuh Kabupaten/Kota se-Bali.
Selain memberikan bantuan, Rentin menuturkan bahwa pihaknya melakukan beberapa antisipasi seperti meningkatkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III untuk update informasi peringatan peringatan dini.
Baca juga: Tim SAR gabungan evakuasi korban banjir di Denpasar
"Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan meningkatkan koordinasi antar dinas terkait dan aparatur untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangannya masing-masing," ujar Rentin kepada media.
Selain BMKG, koordinasi tersebut diantara lain dilakukan bersama Basarnas, TNI, Polri, Dinas PUPR, Balai BWS dan relawan sebagai stakeholder terkait.
Rentin menekankan kepada masyarakat Pulau Dewasa untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap cuaca ekstrem, mengingat hujan lebat mulai mengguyur Bali sejak penghujung September 2022 lalu.
Puncaknya pada Sabtu dini hari sejak pukul 00.30 WITA-06.30 WITA hingga menyebabkan sejumlah bencana, kondisi ini disebut Kalaksa BPBD Bali patut diwaspadai hingga seminggu ke depan jika mengacu pada prakiraan cuaca.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Pemprov Bali melalui BTT memberikan bantuan pasca bencana berupa santunan kematian Rp15 juta per orang, dan biaya perawatan di rumah sakit Rp10 juta per orang,” kata Rentin di Denpasar, Senin.
Adapun korban dalam kejadian tersebut berasal dari Kabupaten Bangli, sebanyak tiga orang meninggal dunia akibat tanah longsor, dan tiga korban lainnya menjalani perawatan di RSUD Bangli.
Satu korban meninggal dunia di Kabupaten Gianyar, dan satu korban meninggal dunia diduga terseret arus banjir di Kota Denpasar. Petugas BPBD Bali juga memberikan pertolongan terhadap 33 orang wisatawan di kawasan Seminyak, Badung.
"Terdiri atas WNA (Warga Negara Asing) 23 orang dan 10 wisatawan domestik, yang mau keluar hotel untuk tamasya," ujar Made Rentin.
Baca juga: Aparat evakuasi korban tanah longsor di Bangli (video)
Selain soal bantuan dan arahan terkait bencana akibat cuaca ekstrem hujan lebat, Kalaksa BPBD Bali itu juga meluruskan kabar mengenai korban yang dievakuasi merupakan wisatawan asing.
Ia membantah hal tersebut, lantaran saat banjir dengan ketinggian rendah hingga sedang wisatawan hanya meminta bantuan untuk dapat ke luar dari hotel, sehingga dapat melanjutkan agenda wisatanya di Bali.
Untuk bantuan berupa uang dari Rp10 juta-Rp15 juta ini diberikan pasca bencana hujan lebat yang mengakibatkan tanah longsor, pohon tumbang, tembok pembatas rumah runtuh, jalanan jebol, hingga banjir hampir merata di tujuh Kabupaten/Kota se-Bali.
Selain memberikan bantuan, Rentin menuturkan bahwa pihaknya melakukan beberapa antisipasi seperti meningkatkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III untuk update informasi peringatan peringatan dini.
Baca juga: Tim SAR gabungan evakuasi korban banjir di Denpasar
"Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan meningkatkan koordinasi antar dinas terkait dan aparatur untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangannya masing-masing," ujar Rentin kepada media.
Selain BMKG, koordinasi tersebut diantara lain dilakukan bersama Basarnas, TNI, Polri, Dinas PUPR, Balai BWS dan relawan sebagai stakeholder terkait.
Rentin menekankan kepada masyarakat Pulau Dewasa untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap cuaca ekstrem, mengingat hujan lebat mulai mengguyur Bali sejak penghujung September 2022 lalu.
Puncaknya pada Sabtu dini hari sejak pukul 00.30 WITA-06.30 WITA hingga menyebabkan sejumlah bencana, kondisi ini disebut Kalaksa BPBD Bali patut diwaspadai hingga seminggu ke depan jika mengacu pada prakiraan cuaca.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022