Bandung (Antara Bali) - Sedikitnya 106 pakar, ilmuwan dan pejabat pemerintah dari sekitar 20 negara akan hadir dalam pertemuan tahunan ke-13 Jaringan Manufaktur Vaksin Negara-Negara Berkembang (DCVMN) di Kuta, Bali pada 31 Oktober-2 November, 2012.

"Kami sudah menerima konfirmasi dari 106 peserta yang  menyatakan akan hadir dalam pertemuan di Bali minggu depan," kata Rahman Roetan, Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) kepada wartawan di Bandung, Sabtu (27/10).

Rahman mengatakan selain para peserta yang mewakili 14 negara DCVMN, pertemuan itu juga diisi presentasi-presentasi dan diskusi dari para pakar vaksin serta pejabat pemerintahan Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan badan-badan PBB.

Dalam daftar pembicara tersebut termasuk Dr. Kim Bush dari Yayasan Bill dan Melinda Gates yang akan menguraikan tentang program upaya meningkatkan derajat kesehatan dunia dan Dr. Shanelle Hall dari Divisi Suplai UNICEF yang akan berbicara mengenai strategi UNICEF dalam prediksi kebutuhan vaksin dunia.

Pakar vaksin Indonesia Dr. Mahendra Suhardono akan memimpin panel diskusi yang menampilkan panelis Dr. Tjandra Yoga, Dirjen Penanggulangan Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dan Dr. Daniel Miller dari Badan Riset Maju Biomedis dan Pengembangan (Barda), Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Manusia (HSS), Amerika Serikat.

Dr. Daniel Rodriguez dari Organisasi Kesehatan Lintas Amerika (PAHO) akan berbicara mengenai mekanisme kerja sama pihaknya dalam pengadaan bersama vaksin, jarum suntik dan pasokan terkaitnya di kalangan PAHO.

Para panelis wakil industri vaksin Asia seperti Butantan, Cadila, Biovac, Vabiotech, Bharat akan berdiskusi mengenai upaya memperluas vaksinasi inlfuenza di negara-negara berkembang, dengan moderator pakar vaksin Belanda Jan Hendriks dari Netherlands Vaccine Institute (NVI).

DCVMN dibentuk di Bandung tahun 1999 kini beranggotakan 37 industri vaksin dari 14 negara. Dengan Bio Farma selaku tuan rumah, pertemuan tahunan kali ini bertujuan meningkatkan ketersediaan dan peningkatan mutu vaksin yang dihasilkan negara-negara berkembang.

Direktur Utama Bio Farma Iskandar mengatakan Selasa lalu, DCVMN adalah aliansi strategis di antara produsen vaksin negara-negara berkembang. Sejak pembentukannya di Bandung, DCVMN telah mencatat berbagai keberhasilan besar, termasuk akses negara-negara berkembang memperoleh vaksin terjangkau dan bermutu.

DCVMN juga berjuang untuk meningkatkan pasok berkelanjutan untuk vaksin-vaksin bermutu dengan harga terjangkau bagi negara-negara berkembang dengan meningkatkan kapasitas produsen-produsen vaksin di negara-negara berkembang.

DCVMN juga menggalakkan upaya riset dan pengembangan produksi dan pengiriman vaksin dan peningkatan muutunya serta berbagai teknologi kesehatan lainnya bersandarkan pada rencana jangka panjang guna mendukung program imunisasi nasional mereka.

Iskandar menegaskan sebagai satu-satunya produsen vaksin di Indonesia, Bio Farma yang sudah berdiri lebih 120 tahun lalu itu akan diperjuangkan sebagai pusat riset dan pengembangan untuk riset-riset vaksin baru bagi kalangan negara-negara berkembang.

Negara-negara anggota DCVMN meliputi Argentina, Bangladesh, Brazil, Kuba, Mesir, India,  Indonesia, Iran, Mexico, China, Korea Selatan, Afrika Selatan, Thailand dan Vietnam.

Perusahaan-perusahaan vaksin dari ke-14 negara itu ialah  Beijing Minhai Biotechnology Bharat Biotech International Limited, Biological E. Limited, Bio-Manguinhos - Institute of Technology on Immunobiologicals, BioNet-Asia Co., Ltd., Cadila Pharmaceuticals Limited,  Center for Genetic engineering and Biotechnology  Chengda Liaoning, China National Biotec Group (CNBG).

Lainnya, EuBiologics, Finlay Institute, Haffkine, Hualan Bio, Incepta Ltd., Indian Immunologicals Limited, Institute of Vaccines and Medical Biologicals, Instituto Butantan,  National Administration of Laboratories and Institute Dr. Carlos G. Malbran.

Juga, Panacea Biotec Ltd,  Pasteur Institute  (Iran),  Bio Farma, Queen Saovabha Memorial Institute, Razi Vaccine & Serum Research Institute, Serum Institute (India), Sinergium, Sinovac Biotech Ltd., SK Chemicals,  Biovac Institute, Company for Vaccine and Biological Production No.1 ¿ Vabiotech, the Government Pharmaceutical Organization the Holding Company for Biological Products & Vaccines (VACSERA), Tiantan, Walvax dan Xiamen Innovax Biotech.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012