Umat Hindu mengikuti ritual Metatah (potong gigi) secara gratis yang difasilitasi Pasemetonan (klan) Arya Wang Bang Sidemen (AWBS) Pusat pada rangkaian kegiatan Pesamuan Agung (rapat akbar) di Taman Prakerti Bhuana Beng, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (10/9).

Ketua Panitia Pesamuan Agung AWBS I Gusti Ngurah Arya Astana, di Gianyar, mengatakan ada tiga kegiatan digelar sekaligus dalam Pesamuan Agung, yakni pengukuhan pengurus, peluncuran website, hingga Metatah dan Menek Kelih massal secara gratis.

"Pengukuhan kepengurusan juga digelar serempak, antara lain Pengukuhan Pengurus Pasemetonan AWBS Kabupaten/Kota se-Bali, Provinsi NTB, Lampung dan Sulawesi Tengah periode 2022-2027," ujar Astana.

Menurut dia, pengukuhan dilaksanakan bersamaan bertujuan untuk menciptakan suasana kekeluargaan, kebersamaan, saling kenal sesama pengurus, serta memudahkan untuk komunikasi dan koordinasi. Termasuk dengan Pasemetonan (kekerabatan) di perantauan bisa terjalin komunikasi yang baik.

"Hal ini sejalan dengan amanat dari Mahasabha V yang digelar pada Desember 2021, bahwa adanya organisasi tersebut untuk menghimpun silaturahmi Pasemetonan di Bali maupun luar Bali," ucap Astana.

Baca juga: Pura Besakih dan manajemen "basuki" untuk cikal bakal Hindu Dharma di Bali

Termasuk untuk membahas keputusan penting bagi organisasi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjadi program organisasi. 

Sementara itu, Ketua Umum Pasemetonan AWBS Pusat Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi mengatakan kegiatan sosial keagamaan yakni Metatah dan Menek Kelih (Munggah Daha) massal secara gratis ini sejatinya merupakan aksi sosial yang sudah mentradisi di organisasi Pasemetonan sejak 1951. 

Bahkan kali ini, Metatah massal dan Menek Kelih massal yang diikuti puluhan peserta, dari Pasemetonan AWBS maupun masyarakat umum. 

"Metatah dan Munggah Daha massal ini adalah wujud rasa memiliki dan peduli terhadap sesama. Bahu membahu membantu masyarakat, khususnya orangtua untuk menjalankan kewajiban kepada anak. Astungkara nanti kita bisa laksanakan Metatah massal di provinsi luar Bali," ujarnya.

Sudiana yang juga Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa ini menambahkan, program metatah dan menek kelih massal merupakan satu dari sejumlah program utama di Pasemetonan AWBS.

Baca juga: Menanti 'sunset' yang dramatis dan sakral di pesisir Tanah Lot (video)

Pasemetonan AWBS diharapkan tak sekedar menjadi organisasi, melainkan diharapkan menjadi organisasi yang menjalankan titah leluhur serta meringankan beban umat dalam melaksanakan suatu upacara yadnya. 

"Kami harap, Pasemetonan AWBS ini bukan hanya jadi organisasi formal saja, tetapi menjalankan titah leluhur. Hal ini supaya Hindu di Bali dan Indonesia ajeg, dan umat semua ringan saat pelaksanaan upacara," ucapnya.

Sedangkan peluncuran website, bertujuan untuk menyajikan histori babad, pura, merajan, pelinggih (tempat suci) dan berbagai informasi yang bermanfaat bagi Pasemetonan AWBS. 

Bahkan, seiring dengan perkembangan zaman, Pasemetonan AWBS juga sudah memiliki WA grup, halaman FB, IG, YouTube Channel, serta kini website. 

Dengan demikian, Pasemetonan AWBS mendapat sumber informasi yang valid terkait histori maupun informasi. Yang menarik juga, akan segera dibangun slot bimbingan UMKM, informasi kewirausahaan, beasiswa, lowongan kerja di dalam maupun luar negeri.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022