Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah (sebelumnya RSUP Sanglah) mengonfirmasi dua korban ledakan kompor saat ngaben (kremasi) massal di Blahbatuh, Gianyar, Bali, meninggal dunia pada Sabtu (20/8) malam dan Minggu pagi.
"Sudah dua meninggal tadi malam jam 20.00 Wita dan satu lagi jam 07.12 Wita, Bagus Oskar dan I Kadek Gian Permana Putra," kata Kepala Bagiam Humas RSUP Prof Ngoerah Dewa Ketut Kresna di Denpasar, Minggu.
Sebelumnya, kedua korban dirawat di ruang ICU unit luka bakar RSUP Prof Ngoerah untuk distabilkan kondisinya terlebih dahulu.
Di antara enam pasien ledakan kompor saat ngaben massal di Desa Adat Selat, Desa Blega, Gianyar, Jumat (19/8) malam yang dilarikan ke Denpasar, dua korban merupakan korban terparah.
Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana yang sempat menangani korban ledakan kompor hasil rujukan RS Sanjiwani menjelaskan bahwa kondisi dua pasien tergolong berat dengan Bagus Oskar (33) mengalami luka bakar 98 persen dan Kadek Gian (24) 94 persen, Sabtu (20/8).
"Untuk yang di ruang isolasi memang cukup berat, dua korban cukup berat karena ruas luka bakarnya lebih dari 90 persen, untuk sisanya lagi empat korban saat ini kondisi masih naik turun tapi sampai saat ini masih stabil karena ruas luka bakarnya kurang dari 80 persen," kata Dr Roy di Denpasar.
Empat pasien lainnya adalah Adi Wiranata (32), Made Budiarta (49), Kadek Dwi (30), dan IGNP (11) yang sejak kemarin sudah sadarkan diri. Sementara dua pasien meninggal dunia sejak kemarin diberikan obat bius oleh tim unit luka bakar.
Baca juga: Polisi Gianyar selidiki penyebab meledaknya kompor saat Ngaben
Dr Roy menuturkan sebelumnya para pasien telah dibersihkan lukanya dengan tindakan eskarotomi, dengan membuka jaringan mati yang menjerat dada, tangan dan kaki agar pasien dapat bernapas dengan baik saat awal tiba di UGD RSUP Prof Ngoerah setelah sebelumnya ditangani lebih dahulu di RS Sanjiwani.
Namun kondisi keenam pasien belum dapat dipastikan pihaknya, lantaran masih ada kesulitan dalam menstabilkan kondisi bahkan dengan bantuan mesin. Kepada empat pasien yang masih sadarkan diri pun Dr Roy belum dapat memastikan kapan dapat diambil tindakan lanjutan.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, dua korban ledakan kompor di Gianyar dibawa ke rumah duka.
Insiden itu sendiri terjadi saat proses kremasi jenazah berlangsung sekitar 30 menit di pembakaran petulangan berbentuk singa. Kompor tiba-tiba meledak saat kerumunan orang berada di sana sehingga belasan orang dikabarkan terdampak.
Baca juga: RSUP Prof Ngoerah tangani enam korban ledakan kompor kremasi Gianyar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Sudah dua meninggal tadi malam jam 20.00 Wita dan satu lagi jam 07.12 Wita, Bagus Oskar dan I Kadek Gian Permana Putra," kata Kepala Bagiam Humas RSUP Prof Ngoerah Dewa Ketut Kresna di Denpasar, Minggu.
Sebelumnya, kedua korban dirawat di ruang ICU unit luka bakar RSUP Prof Ngoerah untuk distabilkan kondisinya terlebih dahulu.
Di antara enam pasien ledakan kompor saat ngaben massal di Desa Adat Selat, Desa Blega, Gianyar, Jumat (19/8) malam yang dilarikan ke Denpasar, dua korban merupakan korban terparah.
Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana yang sempat menangani korban ledakan kompor hasil rujukan RS Sanjiwani menjelaskan bahwa kondisi dua pasien tergolong berat dengan Bagus Oskar (33) mengalami luka bakar 98 persen dan Kadek Gian (24) 94 persen, Sabtu (20/8).
"Untuk yang di ruang isolasi memang cukup berat, dua korban cukup berat karena ruas luka bakarnya lebih dari 90 persen, untuk sisanya lagi empat korban saat ini kondisi masih naik turun tapi sampai saat ini masih stabil karena ruas luka bakarnya kurang dari 80 persen," kata Dr Roy di Denpasar.
Empat pasien lainnya adalah Adi Wiranata (32), Made Budiarta (49), Kadek Dwi (30), dan IGNP (11) yang sejak kemarin sudah sadarkan diri. Sementara dua pasien meninggal dunia sejak kemarin diberikan obat bius oleh tim unit luka bakar.
Baca juga: Polisi Gianyar selidiki penyebab meledaknya kompor saat Ngaben
Dr Roy menuturkan sebelumnya para pasien telah dibersihkan lukanya dengan tindakan eskarotomi, dengan membuka jaringan mati yang menjerat dada, tangan dan kaki agar pasien dapat bernapas dengan baik saat awal tiba di UGD RSUP Prof Ngoerah setelah sebelumnya ditangani lebih dahulu di RS Sanjiwani.
Namun kondisi keenam pasien belum dapat dipastikan pihaknya, lantaran masih ada kesulitan dalam menstabilkan kondisi bahkan dengan bantuan mesin. Kepada empat pasien yang masih sadarkan diri pun Dr Roy belum dapat memastikan kapan dapat diambil tindakan lanjutan.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, dua korban ledakan kompor di Gianyar dibawa ke rumah duka.
Insiden itu sendiri terjadi saat proses kremasi jenazah berlangsung sekitar 30 menit di pembakaran petulangan berbentuk singa. Kompor tiba-tiba meledak saat kerumunan orang berada di sana sehingga belasan orang dikabarkan terdampak.
Baca juga: RSUP Prof Ngoerah tangani enam korban ledakan kompor kremasi Gianyar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022