Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Bali, Putri Suastini Koster, meminta calon ibu untuk paham pentingnya menjaga kesehatan bayi agar terhindar dari stunting, salah satunya dengan memberi gizi lengkap ASI eksklusif minimal enam bulan.
"Selepas dilahirkan, bayi juga harus tetap mendapatkan perhatian lebih terkait asupan gizi yang lengkap, ASI eksklusif minimal enam bulan dan pengetahuan makanan tambahan bagi bayi agar tidak mengganggu pencernaan," kata Putri Suastini Koster di Denpasar, Sabtu.
Istri dari Gubernur Bali Wayan Koster ini mengatakan dengan kata lain bayi wajib mendapat perhatian dan asupan gizi lengkap bagi tumbuh kembang di 1.000 hari pertama kehidupannya, termasuk saat berada di dalam kandungan sang ibu.
Melalui gerakan mencegah stunting yang disuarakan TP PKK Provinsi Bali itu seluruh instansi diajak bersinergi, hingga akhirnya kini Bali mencatatkan angka stunting rendah dibandingkan provinsi lainnya, yaitu 10,9 persen.
"Namun tetap saja angka stunting ini harus diperkecil jumlahnya, yakni dengan segala upaya yang melibatkan kader PKK se-Bali, instansi pemerintah terkait sehingga kasus stunting tidak menjadi momok menakutkan bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depannya," ujar Putri Suastini.
Baca juga: Bali kejar target penurunan stunting hingga 9,28 persen di 2022
Ketua TP PKK Provinsi Bali ini menuturkan bahwa sebuah negara akan maju jika memiliki generasi yang sehat, kuat dan cerdas untuk memimpin. Kecerdasan tersebut disebut terletak pada kesehatan fisik.
Selain itu disebutkan penting untuk orang tua bertanggung jawab secara internal
memberikan pengetahuan sejak dini kepada anak remajanya yang nanti akan menjadi calon ibu untuk menjaga pola makan, pola tidur, pola pikir positif, penggunaan gadget yang tidak berlebihan dan wajib mengkonsumsi tablet penambah darah saat remaja.
Sedangkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih menambahkan pentingnya pola asuh melalui perhatian sangat mempengaruhi kecerdasan anak.
“Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh dalam tekanan sehingga mempengaruhi nafsu makan yang nantinya juga bisa menyebabkan mereka mengalami kondisi susah tidur karena anemia akut, yang menjadikan salah satu faktor penyebab stunting itu terjadi, karena secara medis stunting atau kondisi gangguan pada tumbuh kembang anak itu bukan genetik, melainkan karena kurangnya perhatian pola asuh," kata Sukardiasih.
Baca juga: PKK Denpasar terima bantuan rumah bibit dari Pelindo
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Selepas dilahirkan, bayi juga harus tetap mendapatkan perhatian lebih terkait asupan gizi yang lengkap, ASI eksklusif minimal enam bulan dan pengetahuan makanan tambahan bagi bayi agar tidak mengganggu pencernaan," kata Putri Suastini Koster di Denpasar, Sabtu.
Istri dari Gubernur Bali Wayan Koster ini mengatakan dengan kata lain bayi wajib mendapat perhatian dan asupan gizi lengkap bagi tumbuh kembang di 1.000 hari pertama kehidupannya, termasuk saat berada di dalam kandungan sang ibu.
Melalui gerakan mencegah stunting yang disuarakan TP PKK Provinsi Bali itu seluruh instansi diajak bersinergi, hingga akhirnya kini Bali mencatatkan angka stunting rendah dibandingkan provinsi lainnya, yaitu 10,9 persen.
"Namun tetap saja angka stunting ini harus diperkecil jumlahnya, yakni dengan segala upaya yang melibatkan kader PKK se-Bali, instansi pemerintah terkait sehingga kasus stunting tidak menjadi momok menakutkan bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depannya," ujar Putri Suastini.
Baca juga: Bali kejar target penurunan stunting hingga 9,28 persen di 2022
Ketua TP PKK Provinsi Bali ini menuturkan bahwa sebuah negara akan maju jika memiliki generasi yang sehat, kuat dan cerdas untuk memimpin. Kecerdasan tersebut disebut terletak pada kesehatan fisik.
Selain itu disebutkan penting untuk orang tua bertanggung jawab secara internal
memberikan pengetahuan sejak dini kepada anak remajanya yang nanti akan menjadi calon ibu untuk menjaga pola makan, pola tidur, pola pikir positif, penggunaan gadget yang tidak berlebihan dan wajib mengkonsumsi tablet penambah darah saat remaja.
Sedangkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih menambahkan pentingnya pola asuh melalui perhatian sangat mempengaruhi kecerdasan anak.
“Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh dalam tekanan sehingga mempengaruhi nafsu makan yang nantinya juga bisa menyebabkan mereka mengalami kondisi susah tidur karena anemia akut, yang menjadikan salah satu faktor penyebab stunting itu terjadi, karena secara medis stunting atau kondisi gangguan pada tumbuh kembang anak itu bukan genetik, melainkan karena kurangnya perhatian pola asuh," kata Sukardiasih.
Baca juga: PKK Denpasar terima bantuan rumah bibit dari Pelindo
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022