Upacara kemerdekaan RI ke-77 di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, diadakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud, di pertemuan Sungai Oos, yang merupakan titik temu Sungai Oos Lanang dan Sungai Oos Wadon, yang melambangkan simbol kemerdekaan dari pertemuan aspirasi kemerdekaan berbagai suku bangsa dan daerah di bumi Nusantara.
"Upacara kemerdekaan RI di lapangan itu biasa, upacara kemerdekaan di perkantoran itu juga sudah biasa, tapi kali ini upacara kemerdekaan di lokasi pertemuan dua sungai Oos, Ubud, Kabupaten Gianyar adalah sesuatu yang unik," kata Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Ari Dwipayana, saat memberikan sambutan pada upacara menaikkan bendera Merah Putih, di Ubud, Rabu,
Ia menjelaskan makna upacara kemerdekaan di lokasi pertemuan dua sungai Oos Lanang dengan Sungai Oos Wadon di Ubud. "Dalam mengisi kemerdekaan, seluruh bangsa Indonesia harus mencari titik temu karena pertemuan itu adalah kekuatan. Pertemuan itu adalah suatu anugerah.Perbedaan bukanlah penghalang, Perbedaan adalah untuk mencari titik pertemuan," tambah dia.
Baca juga: Ari Dwipayana: Desa wisata perlu rawat alam dan sungai
Ari Dwipayana yang juga kepala staf khusus Presiden dalam bidang politik dan pemerintahan itu mengingatkan bahwa para pejuang kemerdekaan itu berjuang untuk merebut Tanah Air dari bangsa penjajah. "Tanah itu tempat kita semua dilahirkan. Air itu adalah sumber kehidupan. Oleh karena itu untuk menghormati para pahlawan maka dalam mengisi kemerdekaan ini, kita wajib merawat tanah dan air. Merawat tanah dan air dari pada kerusakan lingkungan dan dari sampah," katanya.
"Kita harus menjaga air agar tetap bening dan jernih, bebas dari sampah yang menjadi racun bagi kehidupan manusia. Kita merasa malu kepada para pahlawan jika tidak bisa merawat tanah dan air yang sudah diperjuangkan oleh mereka," katanya.
.
Dalam upacara itu tampak hadir Tjokorda Raka Kerthyasa atau yang dikenal Cok Ibah, kepala staf khusus Presiden bidang kebudayaan Sukardi Rinakrit, para pengurus perbekel (desa) Ubud, para pecalang dan para pelajar dan seniman di kalangan Ubud.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Upacara Kemerdekaan diadakan di titik temu dua Sungai Oss Ubud
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Upacara kemerdekaan RI di lapangan itu biasa, upacara kemerdekaan di perkantoran itu juga sudah biasa, tapi kali ini upacara kemerdekaan di lokasi pertemuan dua sungai Oos, Ubud, Kabupaten Gianyar adalah sesuatu yang unik," kata Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Ari Dwipayana, saat memberikan sambutan pada upacara menaikkan bendera Merah Putih, di Ubud, Rabu,
Ia menjelaskan makna upacara kemerdekaan di lokasi pertemuan dua sungai Oos Lanang dengan Sungai Oos Wadon di Ubud. "Dalam mengisi kemerdekaan, seluruh bangsa Indonesia harus mencari titik temu karena pertemuan itu adalah kekuatan. Pertemuan itu adalah suatu anugerah.Perbedaan bukanlah penghalang, Perbedaan adalah untuk mencari titik pertemuan," tambah dia.
Baca juga: Ari Dwipayana: Desa wisata perlu rawat alam dan sungai
Ari Dwipayana yang juga kepala staf khusus Presiden dalam bidang politik dan pemerintahan itu mengingatkan bahwa para pejuang kemerdekaan itu berjuang untuk merebut Tanah Air dari bangsa penjajah. "Tanah itu tempat kita semua dilahirkan. Air itu adalah sumber kehidupan. Oleh karena itu untuk menghormati para pahlawan maka dalam mengisi kemerdekaan ini, kita wajib merawat tanah dan air. Merawat tanah dan air dari pada kerusakan lingkungan dan dari sampah," katanya.
"Kita harus menjaga air agar tetap bening dan jernih, bebas dari sampah yang menjadi racun bagi kehidupan manusia. Kita merasa malu kepada para pahlawan jika tidak bisa merawat tanah dan air yang sudah diperjuangkan oleh mereka," katanya.
.
Dalam upacara itu tampak hadir Tjokorda Raka Kerthyasa atau yang dikenal Cok Ibah, kepala staf khusus Presiden bidang kebudayaan Sukardi Rinakrit, para pengurus perbekel (desa) Ubud, para pecalang dan para pelajar dan seniman di kalangan Ubud.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Upacara Kemerdekaan diadakan di titik temu dua Sungai Oss Ubud
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022