Bali menjadi lokasi pasar premium atau pasar utama untuk penjualan bahan bangunan semen watershield atau anti air, karena produksi ornamen seperti arca, patung dan bangunan pura sudah menjadi aktivitas rutin bagi masyarakat di Pulau Dewata.
"Watershield sangat cocok di ornamen Bali, pengaplikasiannya sama dengan semen biasa tapi ditambah fitur premium. Ini khususnya dengan arca, patung, pura yang butuh pemeliharaan dalam beberapa tahun karena berlumut, tapi dengan semen anti air, maka perawatannya minim," kata General Manager Sales & Marketing PT Cemindo Gemilang, Oza Guswara, di Denpasar, Kamis.
Hal ini menjadi salah satu alasan Oza memilih Pulau Dewata sebagai lokasi perdana peresmian Semen Merah Putih Watershield sebagai teknologi baru yang memiliki kandungan water repellent yang memberi efek daun talas atau perisai sehingga air tak diserap oleh semen.
"Bali seharusnya memang menjadi market premium, karena disini banyak sekali konsumen yang membutuhkan solusi daripada sekadar melihat harga produk, dan lokasi kedua setelah Bali adalah Jabodetabek," ujar Oza.
Baca juga: Indonesia ekspor 3,87 juta ton semen hingga November 2019
Pihaknya menyadari bahwa banyak masyarakat memilih produk semen berdasarkan harga dan merek yang terkenal, namun ia menekankan bahwa umumnya semen yang digunakan pada bangunan maupun produk ornamen tak jauh berbeda, yang menjadi pembeda adalah jenis fitur yang ditawarkan.
"Target pasar di Indonesia sebetulnya banyak, ada yang cuma cari semen dengan harga efisien ada juga yang mau membayar untuk suatu produk yang mempunyai nilai tambah, nah segmen kita pastinya lari ke pembangunan besar atau kepada arsitek," ujar Oza kepada media.
Ia mengatakan bahwa produk Semen Merah Putih Watershield miliknya tergolong pada segmen premium, namun dengan harga yang lebih mahal ia menjamin fitur semen anti air yang ditawarkan.
"Harganya lebih mahal tapi biaya perawatannya jangka panjang lebih minim. Banyak orang mencari semen, ya semen saja tapi nanti setahun dua tahun perawatan lagi harus beli produk waterproofing, tapi dengan semen anti air akan sekaligus diproteksi," kata Oza.
Selain pada ornamen Bali, Oza menyebut penggunaan watershield ini pernah diuji coba pada ornamen di Lampung, Sumatera, penggunaannya serupa dengan semen pada umumnya namun untuk Indonesia dengan kelembaban mencapai 70 persen menjadi tepat menggunakan semen anti air.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Watershield sangat cocok di ornamen Bali, pengaplikasiannya sama dengan semen biasa tapi ditambah fitur premium. Ini khususnya dengan arca, patung, pura yang butuh pemeliharaan dalam beberapa tahun karena berlumut, tapi dengan semen anti air, maka perawatannya minim," kata General Manager Sales & Marketing PT Cemindo Gemilang, Oza Guswara, di Denpasar, Kamis.
Hal ini menjadi salah satu alasan Oza memilih Pulau Dewata sebagai lokasi perdana peresmian Semen Merah Putih Watershield sebagai teknologi baru yang memiliki kandungan water repellent yang memberi efek daun talas atau perisai sehingga air tak diserap oleh semen.
"Bali seharusnya memang menjadi market premium, karena disini banyak sekali konsumen yang membutuhkan solusi daripada sekadar melihat harga produk, dan lokasi kedua setelah Bali adalah Jabodetabek," ujar Oza.
Baca juga: Indonesia ekspor 3,87 juta ton semen hingga November 2019
Pihaknya menyadari bahwa banyak masyarakat memilih produk semen berdasarkan harga dan merek yang terkenal, namun ia menekankan bahwa umumnya semen yang digunakan pada bangunan maupun produk ornamen tak jauh berbeda, yang menjadi pembeda adalah jenis fitur yang ditawarkan.
"Target pasar di Indonesia sebetulnya banyak, ada yang cuma cari semen dengan harga efisien ada juga yang mau membayar untuk suatu produk yang mempunyai nilai tambah, nah segmen kita pastinya lari ke pembangunan besar atau kepada arsitek," ujar Oza kepada media.
Ia mengatakan bahwa produk Semen Merah Putih Watershield miliknya tergolong pada segmen premium, namun dengan harga yang lebih mahal ia menjamin fitur semen anti air yang ditawarkan.
"Harganya lebih mahal tapi biaya perawatannya jangka panjang lebih minim. Banyak orang mencari semen, ya semen saja tapi nanti setahun dua tahun perawatan lagi harus beli produk waterproofing, tapi dengan semen anti air akan sekaligus diproteksi," kata Oza.
Selain pada ornamen Bali, Oza menyebut penggunaan watershield ini pernah diuji coba pada ornamen di Lampung, Sumatera, penggunaannya serupa dengan semen pada umumnya namun untuk Indonesia dengan kelembaban mencapai 70 persen menjadi tepat menggunakan semen anti air.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022