Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Made Mangku Pastika meminta maaf atas kekurangperhatian pemerintah provinsi setempat selama sepuluh tahun terakhir terhadap nasib korban Bom Bali I.

"Saya sendiri merasakan hal itu, perhatian terhadap korban dan keluarga korban tragedi Bom Bali memang masih kurang," katanya saat konferensi pers menjelang 10 tahun peringatan Bom Bali  di Denpasar, Rabu.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali akan berusaha melakukan langkah-langkah konkret untuk membantu korban ledakan bom yang terjadi pada 12 Oktober 2002 itu. Langkah konkret pertama yang akan dilakukan adalah menginventarisasi korban maupun keluarga korban khususnya yang berada di Bali.

"Kondisi mereka gimana, dimana mereka, selama ini kami tidak tahu karena Pemerintah Provinsi belum ada recordnya," ujarnya.

Bom pada 12 Oktober 2002 meledak di Sari Club dan Paddys Pub, Jalan Legian Kuta, Bali. Tragedi ini menewaskan 202 jiwa dan sebanyak 38 diantaranya WNI. Korban tewas lainnya berkebangsaan Australia, Inggris, Jepang, Amerika dan sebagainya yang terkena bom ketika berwisata ke tempat itu.

Mantan Kapolda Bali ini juga mengatakan bahwa membangun sistem keamanan internasional tidak mudah walaupun telah digagas sejak empat tahun lalu.

"Membangun keamanan berstandar internasional menyangkut sistem, networking (jaringan), peralatan, personel, dan anggaran. Secara bertahap, kepolisian dan TNI sudah dimodernisasi untuk membangun kapasitas mereka," ujarnya.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012