Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali membantu 15 desa pakraman (adat) untuk melakukan konservasi alam dengan dana sebesar Rp662 juta pada 2012.
"Bantuan itu bersifat insidentil, karena upaya konservasi alam lebih menekankan peran serta dan swadaya masyarakat setempat," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, masyarakat yang terhimpun dalam wadah desa adat itu melakukan konservasi alam sesuai kondisi dan lingkungan sekitarnya.
Kelompok Pelestarian Penyu (KPP) Desa Perancak, Kabupaten Jembrana misalnya, sejak 1997 atau 15 tahun silam melakukan penetasan telur penyu dan tukik (anak penyu) nya dilepas ke perairan bebas.
Kelompok yang beranggotakan belasan nelayan setempat berhasil menetaskan ribuan tukik dan selanjutnya anak penyu itu dilepas ke habitatnya di peraiaran bebas.
Pemprov Bali membantu Desa Perancak, Jembrana dengan dana sebesar Rp16 juta untuk mendukung pengembangan kandang dan tempat penetasan penyu.
Dana tersebut, katanya, relatif tidak seberapa besar karena merampungkan pembangunan fisik untuk mendukung pelestarian penyu di Bali didukung dengan swadaya dan peran serta masyarakat setempat.
"Pemerintah memberikan apresiasi yang positif terhadap gagasan dan upaya melakukan pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan, sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat setempat," ujar Ketut Teneng.
Selain itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika juga memberikan bantuan tiga paket pembangunan biogas untuk mengolah limbah kotoran sapi dan babi menghasilkan energi untuk kepentingan memasak dan penerangan pada malam hari.
Ketiga paket biogas itu seluruhnya sebesar Rp45 juta atau Rp15 juta per paket, masing-masing diberikan kepada Desa Samsam, Tabanan dua unit, dan Desa Songanan B, Kabupaten Bangli satu unit, kata Ketut Teneng.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Bantuan itu bersifat insidentil, karena upaya konservasi alam lebih menekankan peran serta dan swadaya masyarakat setempat," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, masyarakat yang terhimpun dalam wadah desa adat itu melakukan konservasi alam sesuai kondisi dan lingkungan sekitarnya.
Kelompok Pelestarian Penyu (KPP) Desa Perancak, Kabupaten Jembrana misalnya, sejak 1997 atau 15 tahun silam melakukan penetasan telur penyu dan tukik (anak penyu) nya dilepas ke perairan bebas.
Kelompok yang beranggotakan belasan nelayan setempat berhasil menetaskan ribuan tukik dan selanjutnya anak penyu itu dilepas ke habitatnya di peraiaran bebas.
Pemprov Bali membantu Desa Perancak, Jembrana dengan dana sebesar Rp16 juta untuk mendukung pengembangan kandang dan tempat penetasan penyu.
Dana tersebut, katanya, relatif tidak seberapa besar karena merampungkan pembangunan fisik untuk mendukung pelestarian penyu di Bali didukung dengan swadaya dan peran serta masyarakat setempat.
"Pemerintah memberikan apresiasi yang positif terhadap gagasan dan upaya melakukan pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan, sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat setempat," ujar Ketut Teneng.
Selain itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika juga memberikan bantuan tiga paket pembangunan biogas untuk mengolah limbah kotoran sapi dan babi menghasilkan energi untuk kepentingan memasak dan penerangan pada malam hari.
Ketiga paket biogas itu seluruhnya sebesar Rp45 juta atau Rp15 juta per paket, masing-masing diberikan kepada Desa Samsam, Tabanan dua unit, dan Desa Songanan B, Kabupaten Bangli satu unit, kata Ketut Teneng.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012