Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mendukung penguatan pariwisata Indonesia melalui pengembangan penelitian dan produksi obat tradisional serta kosmetik berkualitas global.

"BPOM mendorong pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bagian dari upaya pemulihan pariwisata, khususnya wellness tourism yang terdampak pandemi COVID-19," kata Kepala BPOM RI Penny K. Lukito dalam acara Internasional Wellness Tourism Conference & Festival yang diikuti dari YouTube Kemenparekraf di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenkop fasilitasi 12 startup unggulan ikuti B20 di Bali

Hingga saat ini, terdapat 81 produk obat herbal terstandar (OHT) dan 24 produk obat fitofarmaka atau obat berbahan alam yang sudah melalui uji klinik dan menjadi substitusi pilihan yang jumlah produknya terus bertambah.

Melihat potensi itu, BPOM sebagai otoritas obat dan makanan di Indonesia menginisiasi Program Napak Tilas Jejak Empiris Jamu Nusantara untuk mengeksplorasi potensi kearifan lokal jamu di seluruh wilayah Indonesia.

Penny mencontohkan Pulau Jawa kental dengan ramuan jamu untuk kebugaran, Sumatera banyak memproduksi minyak untuk meningkatkan energi positif kebugaran dan kesehatan, serta Pulau Bali terkenal dengan minyak aromaterapi, minyak balur, lulur tradisional dan lainnya.

Baca juga: KADIN ingin perkenalkan UMKM berbasis budaya di Klungkung saat B20

Selain obat tradisional, produk kosmetik tematik dari bahan alam yang identik dengan suatu daerah juga dikenal sebagai produk unggulan wellness tourism di Indonesia. Hampir 87 persen pelaku usaha obat tradisional dan 69 persen pelaku usaha kosmetik adalah UMKM.

Saat ini BPOM mendampingi 96 penelitian obat herbal, yaitu 83 penelitian obat berbahan alam dan 15 penelitian produk-produk berbahan alam yang terkait dengan COVID-19.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOM perkuat pariwisata lewat penyediaan obat dan kosmetik tradisional

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022