Gianyar (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia menyusun strategi budaya sebagai kekuatan utama dalam membangun kesejahteraan masyarakat global melalui penyelenggaraan Forum Budaya Dunia (World Culture for Development Forum/WCF).
    
"Indonesia sebagai negara yang memiliki diversifikasi budaya yang sangat tinggi, alangkah tepatnya jika berperan penting dalam memperkuat sektor budaya di tingkat global," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Wiendu Nuryanti di Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu.
    
WCF yang diselenggarakan di Bali pada 24-29 November 2013 merupakan konferensi tingkat tinggi atas prakarsa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
    
Bali sebagai tuan rumah forum tersebut akan berperan sejajar dengan Davos, Swiss, dalam penyelenggaraan "World Economic Forum" dan Rio de Janeiro, Brazil, dalam pelaksanaan "International Environmental Forum".
     "
Ada 40 negara mulai dari peraih Nobel kebduayaan hingga kepala negara yang akan menjadi pembicara dalam forum tersebut," katanya usai berdialog dengan budayawan, akademisi, pemerintah, pelaku industri budaya, dan tokoh adat di Museum Rudana itu sebagai persiapan pelaksanaan WCF.
    
Dipilihnya Bali sebagai tempat penyelenggaraan WCF, Wiendu beralasan bahwa Pulau Dewata itu dianggap mampu menyatukan berbagai macam ragam budaya bangsa sekaligus menyinergikannya dalam berbagai aspek kehidupan.
    
"Apalagi Bali punya konsep Tri Hita Karana (keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan antarsesama manusia)  yang sudah bisa menjadi solusi global dalam menyejahterakan masyarakat," kata Wamendikbud Bidang Kebudayaan itu menambahkan.
    
Ia menjamin forum yang disponsori Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) itu tidak akan menjadi forum tandingan bagi Kerja Sama Ekonomi Negara-Negara Asia-Pasifik (APEC) yang menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali pada November 2013.
    
"Justru forum ini akan bersinergi dengan APEC. Kami juga tidak khawatir forum ini akan berbenturan dengan kepentingan negara lain yang mengklaim budaya kita, seperti Tari Tor-tor oleh Malaysia karena dalam menentukan aset budaya itu, UNESCO sudah punya rambu-rambu tersendiri," kata Wiendu.
    
Ia juga berharap dukungan penuh dari masyarakat Bali karena terselenggaranya forum tersebut diarahkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sektor budaya.(M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012