Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perkebunan Provinsi Bali menyebutkan dari total 14.866 hektare lahan kakao, sekitar 895,13 hektare kakao terserang hama dengan 743,60 hektare di antaranya termasuk kategori ringan, dan 151,53 kategori berat hingga September 2012.
     
"Serangan hama itu memang ada tetapi sebagian besar kategori ringan karena itu tidak bisa dikendalikan sampai tuntas. Serangan hama hingga membuat petani kehilangan hasil belum diketahui, tetapi prediksi kami di lapangan, serangan hama belum mempengaruhi secara keseluruhan," kata Kepala Bidang Budidaya dan Perlindungan pada Dinas Perkebunan Provinsi Bali, I Nengah Intaran, di Denpasar, Rabu.
     
Meskipun demikian, dari jumlah itu, 701.87 hektare lahan yang terserang hama pengerek buah itu, diklaim telah dikendalikan dengan swadaya masyarakat dan bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali dengan cara sanitasi dan gerakan serentak pengendalian atau Gertakdal.
     
Petani dianjurkan untuk menekan hama dan penyakit tanaman kakao, dengan melakukan pengendalian terpadu melalui penggunaan musuh alami seperti pembuatan semut sebagai predator hama.

Selain itu pelaksanaan budidaya tanaman sehat juga perlu diintensifkan yakni dengan melakukan kegiatan sederhana seperti pemangkasan ranting pohon agar proses penyinaran berlangsung optimal.
    
Petani juga dianjurkan untuk membersihkan tanah dari buah yang berserakan dan menanam buah yang telah rusak, pembuatan parit kecil untuk menampung air dan menghambat penyebaran hama dan penyakit, serta meminimalkan penggunaan pupuk kimia.(DWA)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012