Sekaa (komunitas) Gangsing Kayu Sambuk dari Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng, unjuk kebolehan dengan menampilkan demonstrasi bermain gangsing dalam ajang Jantra Tradisi Bali di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Sabtu.
"Kami ingin menunjukkan kalau gangsing di Desa Gobleg belum punah. Kebetulan kami diberikan kesempatan untuk tampil," kata Putu Arda Wahyu Pratama, Ketua Sekaa Gangsing Kayu Sambuk di sela-sela kegiatan tersebut.
Menurut Arda, di desanya, anak-anak dan para pemuda kerap memainkan saat hari Minggu. Selain itu permainan gangsing juga ditampilkan pada sejumlah kegiatan bergengsi di tingkat kabupaten melalui festival permainan tradisional, sehingga menjadi daya tarik wisata
Permainan gangsing merupakan permainan tradisional yang ditekuni oleh beberapa wilayah atau desa tertentu yang berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, yang sampai saat ini berkembang secara turun-temurun.
Selain Gobleg, ada beberapa desa di Buleleng yang masih tetap mempertahankan permainan tradisional ini, seperti Desa Munduk, Desa Gesing, Desa Umejero, dan berkembang ke Desa Bengkel, Desa Banyuatis, Desa Kayuputih dan Desa Pedawa.
Baca juga: Lomba olahraga tradisional digelar dalam Jantra Tradisi Bali
"Untuk gangsing dengan ukuran lingkaran 45 cm dimainkan anak-anak, sedangkan kalau gangsing ukuran 58 cm dan 65 cm dimainkan oleh orang dewasa," ujar Arda.
Atraksi demonstrasi Megangsing yang ditampilkan dalam Jantra Tradisi Bali meliputi membawa gangsing yang berputar di telapak tangan lalu saling oper melempar satu sama lain, dan "gebug" atau mengadu gangsing masing-masing dengan diiringi gamelan.
Perbekel (kepala desa) Gobleg I Made Sukarsa menambahkan, olahraga gangsing dulunya dilakukan secara spontan.
Namun, seiring waktu olahraga tradisional ini terus dikembangkan serta menjadi sebuah kegiatan yang ditampilkan pada sejumlah kegiatan bergengsi sehingga menjadi daya tarik wisata.
"Kami memiliki sejumlah komunitas, yang pada kali ini diwakili oleh Sekaa Kayu Sambuk," ujar Sukarsa.
Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Buleleng Ni Luh Made Enny Widhiyati menambahkan, tradisi gangsing merupakan suatu wisata minat khusus yang bertujuan untuk melestarikan budaya Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng.
"Harapannya nanti permainan tradisional megangsing ini menjadi salah satu upaya menarik minat para wisatawan yang berkunjung ke Buleleng," ujarnya.
Atraksi megangsing tersebut disambut antusias oleh pengunjung, salah satunya Sridani Dewi Mahayani, yang menyampaikan kebanggaannya dan rasa senang karena dapat melihat kembali permainan tradisional ini.
Baca juga: Seniman cilik dari Denpasar dan Karangasem adu jago main gamelan
Sridani menceritakan ia saat kecil sempat bermain gangsing dan harapannya semoga permainan tradisional ini tetap dilestarikan dengan melibatkan partisipasi generasi muda.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan agenda Jantra Tradisi Bali menjadi salah satu agenda penanda Pesta Kesenian Bali (PKB) Era Baru, sehingga dalam PKB juga digabung dengan ajang Jantra Tradisi Bali dan Bali World Culture Celebration (BWCC).
Pihaknya berharap tradisi-tradisi Bali yang memiliki nilai kebersamaan, nilai keindahan, nilai kemanusiaan, nilai etika bisa dibangkitkan kembali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
"Jantra Tradisi Bali memberikan apresiasi pada permainan tradisional, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, dan pengobatan tradisional. Ini harus diwadahi dan diberi ruang karena sudah masuk dalam Perda No 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali," ucapnya.
Pelaksanaan lomba olahraga tradisional ini sekaligus menjadi persiapan Bali untuk mengikuti Pekan Kebudayaan Nasional pada 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Kami ingin menunjukkan kalau gangsing di Desa Gobleg belum punah. Kebetulan kami diberikan kesempatan untuk tampil," kata Putu Arda Wahyu Pratama, Ketua Sekaa Gangsing Kayu Sambuk di sela-sela kegiatan tersebut.
Menurut Arda, di desanya, anak-anak dan para pemuda kerap memainkan saat hari Minggu. Selain itu permainan gangsing juga ditampilkan pada sejumlah kegiatan bergengsi di tingkat kabupaten melalui festival permainan tradisional, sehingga menjadi daya tarik wisata
Permainan gangsing merupakan permainan tradisional yang ditekuni oleh beberapa wilayah atau desa tertentu yang berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, yang sampai saat ini berkembang secara turun-temurun.
Selain Gobleg, ada beberapa desa di Buleleng yang masih tetap mempertahankan permainan tradisional ini, seperti Desa Munduk, Desa Gesing, Desa Umejero, dan berkembang ke Desa Bengkel, Desa Banyuatis, Desa Kayuputih dan Desa Pedawa.
Baca juga: Lomba olahraga tradisional digelar dalam Jantra Tradisi Bali
"Untuk gangsing dengan ukuran lingkaran 45 cm dimainkan anak-anak, sedangkan kalau gangsing ukuran 58 cm dan 65 cm dimainkan oleh orang dewasa," ujar Arda.
Atraksi demonstrasi Megangsing yang ditampilkan dalam Jantra Tradisi Bali meliputi membawa gangsing yang berputar di telapak tangan lalu saling oper melempar satu sama lain, dan "gebug" atau mengadu gangsing masing-masing dengan diiringi gamelan.
Perbekel (kepala desa) Gobleg I Made Sukarsa menambahkan, olahraga gangsing dulunya dilakukan secara spontan.
Namun, seiring waktu olahraga tradisional ini terus dikembangkan serta menjadi sebuah kegiatan yang ditampilkan pada sejumlah kegiatan bergengsi sehingga menjadi daya tarik wisata.
"Kami memiliki sejumlah komunitas, yang pada kali ini diwakili oleh Sekaa Kayu Sambuk," ujar Sukarsa.
Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Buleleng Ni Luh Made Enny Widhiyati menambahkan, tradisi gangsing merupakan suatu wisata minat khusus yang bertujuan untuk melestarikan budaya Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng.
"Harapannya nanti permainan tradisional megangsing ini menjadi salah satu upaya menarik minat para wisatawan yang berkunjung ke Buleleng," ujarnya.
Atraksi megangsing tersebut disambut antusias oleh pengunjung, salah satunya Sridani Dewi Mahayani, yang menyampaikan kebanggaannya dan rasa senang karena dapat melihat kembali permainan tradisional ini.
Baca juga: Seniman cilik dari Denpasar dan Karangasem adu jago main gamelan
Sridani menceritakan ia saat kecil sempat bermain gangsing dan harapannya semoga permainan tradisional ini tetap dilestarikan dengan melibatkan partisipasi generasi muda.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan agenda Jantra Tradisi Bali menjadi salah satu agenda penanda Pesta Kesenian Bali (PKB) Era Baru, sehingga dalam PKB juga digabung dengan ajang Jantra Tradisi Bali dan Bali World Culture Celebration (BWCC).
Pihaknya berharap tradisi-tradisi Bali yang memiliki nilai kebersamaan, nilai keindahan, nilai kemanusiaan, nilai etika bisa dibangkitkan kembali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
"Jantra Tradisi Bali memberikan apresiasi pada permainan tradisional, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, dan pengobatan tradisional. Ini harus diwadahi dan diberi ruang karena sudah masuk dalam Perda No 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali," ucapnya.
Pelaksanaan lomba olahraga tradisional ini sekaligus menjadi persiapan Bali untuk mengikuti Pekan Kebudayaan Nasional pada 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022