Denpasar (Antara Bali) - Seniman serba bisa Nyoman Erawan (54) berkolaborasi dengan seniman Sukawati, Kabupaten Gianyar, mengadakan pameran lukisan bersama di Bentara Budaya Bali (BBB).
"Pameran bersama yang melibatkan enam perupa itu berlangsung selama 10 hari, mulai 29 September hingga 8 Oktober 2012," kata kurator pameran tersebut I Wayan Seriyoga Parta di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, pameran yang menampilkan belasan karya seni itu mengusung tema "The Gaze of Ritual". Para perupa Sukawati itu lewat karya kanvasnya berupaya mengangkat nilai-nilai ritual dalam tradisi.
Mereka terdiri atas Nyoman Erawan, Made Mahendra Mangku, Galung Wiratmaja, Wayan Wirawan, Made Wiguna Valasara dan Kadek Ardika.
Nyoman Erawan yang ikut bergabung dalam pameran itu menambahkan, ritual dalam alam tradisi memegang peranan penting, bukan hanya bagian dari religi, namun berpengaruh pada situasi sosial masyarakat bersangkutan.
Selain itu ritual juga dikaitkan dengan kebutuhan jasmaniah yang tercermin dari kebiasaan umum seperti ritual mandi, makan dan ritual dalam hal berpenampilan.
Menyikapi dua fenomena ritual itu, para seniman Sukawati melakukan refleksi kritis melalui medium seni rupa sesuai dengan perspektif dan karakter masing-masing.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pameran bersama yang melibatkan enam perupa itu berlangsung selama 10 hari, mulai 29 September hingga 8 Oktober 2012," kata kurator pameran tersebut I Wayan Seriyoga Parta di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, pameran yang menampilkan belasan karya seni itu mengusung tema "The Gaze of Ritual". Para perupa Sukawati itu lewat karya kanvasnya berupaya mengangkat nilai-nilai ritual dalam tradisi.
Mereka terdiri atas Nyoman Erawan, Made Mahendra Mangku, Galung Wiratmaja, Wayan Wirawan, Made Wiguna Valasara dan Kadek Ardika.
Nyoman Erawan yang ikut bergabung dalam pameran itu menambahkan, ritual dalam alam tradisi memegang peranan penting, bukan hanya bagian dari religi, namun berpengaruh pada situasi sosial masyarakat bersangkutan.
Selain itu ritual juga dikaitkan dengan kebutuhan jasmaniah yang tercermin dari kebiasaan umum seperti ritual mandi, makan dan ritual dalam hal berpenampilan.
Menyikapi dua fenomena ritual itu, para seniman Sukawati melakukan refleksi kritis melalui medium seni rupa sesuai dengan perspektif dan karakter masing-masing.(*/T007)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012