Gunung Kidul (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mengkampanyekan budaya makan menu tradisional atau lokal sebagai pengganti beras.

"Saat ini, kami sedang menggalakkan makanan menu lokal sebagai pengganti beras menjadi sebuah budaya di masyarakat kita," kata Sekretaris Daerah Gunung Kidul, Budi Martono, Selasa.

Ia mengatakan, cara berpikir masyarakat bahwa belum makan bila belum mengonsumsi nasi, harus diubah, karena, makanan alternatif pengganti beras seperti ketela, sukun, jagung, uwi, talas merupakan makanan yang memiliki kadar karbohidrat sangat tinggi.

Selain itu, makanan alternatif ini dapat dimodifikasi model pengolahannya mulai dimasak menjadi kue hingga makanan utama. "Nanti, tinggal memadu padankan lauknya. Seperti nasi jagung dengan sambal, teri dan sayur pecel. Semua tergantung kemauan masyarakat," kata dia.

Menurut dia, Gunung Kidul selama dua tahu terakhir telah ditetapkan sebagai kabupaten yang surplus beras. Hanya saja, masyarakat harus terus didorong membudayakan makanan alternatif sebagai makanan pokok.

"Masyarakat kita ini sebenarnya sudah terbiasa tidak makan nasi dan dapat bertahan. Hal ini berbeda dengan warga di wilayah lain seperti Sleman," kata dia.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012