Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai pengembangan ternak sapi di Pulau Bali prospeknya cerah, karena menerima permintaan dalam jumlah banyak dari sejumlah daerah di Indonesia, terutama memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Jakarta.

"Permintaan sapi potong dengan berat rata-rata di atas 350 kg per ekor itu setiap tahun mencapai 200.000 ekor," kata Gubernur Bali ketika berdialog dengan anggota Kelompok Tani Karya Makmur Lestari di Desa Tulamben, Kabupaten Karangasem, 95 km timur Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, permintaan sapi potong dalam ratusan ribu ekor itu tidak seluruhnya dapat terpenuhi akibat keterbatasan populasi matadagangan yang bernilai ekonomis tinggi itu.

"Selama ini permintaan perdagangan sapi antarpulau tersebut hanya bisa terpenuhi sepertiganya, yakni sekitar 55.000 ekor setiap tahun," katanya.

Menurut dia, tidak terpenuhinya seluruh permintaan perdagangan sapi antarpulau itu karena Pemprov Bali lebih menekankan keseimbangan, kelangsungan dan kesinambungan populasi sapi Bali.

"Jika seluruh permintaan perdagangan sapi antarpulau itu dipenuhi, dikhawatirkan populasi sapi di Bali bisa punah," kata Gubernur Pastika di hadapan ratusan petani yang terhimpun dalam kelompok tani Karya Makmur Lestari.

Oleh sebab itu, kata dia, perdagangan sapi antarpulau terutama tujuan ibukota Jakarta diatur sedemikian rupa dengan jumlah lebih kecil dari angka kelahiran atau pertumbuhan populasi sapi Bali.

Ia berharap dengan pengaturan yang demikian itu, diimbangi dengan kesungguhan petani Bali mengembangkan ternak sapi memanfaatkan peluang yang ada, keseimbangan populasi sapi di Bali tetap dapat dipertahankan.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali memberikan berbagai kemudahan berupa bantuan bibit ternak sapi betina maupun pejantan untuk penggemukan kepada kelompok-kelompok ternak sapi di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.

Selain itu, menyediakan kredit dengan bunga ringan yang khusus diperuntukkan kepada kelompok tani untuk pengembangan komoditi pertanian, perkebunan, peternakan maupun usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi.

"Kemudahan tersebut hendaknya bisa dimanfaatkan dengan baik, sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Gubernur Pastika didampingi Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Ida Bagus Alit pada kesempatan itu juga meninjau 20 ekor sapi bantuan untuk menunjang pengembangan pertanian terintegrasi yang sedang dirintis Pemprov Bali.

Pemprov Bali pada 2009 membangun sepuluh unit proyek percontohan pengembangan pertanian terintegrasi.

Untuk itu, Dinas Peternakan Bali membantu 200 ekor bibit sapi termasuk pengadaan kandang, dan masing-masing kelompok tani juga dibantu satu unit pengadaan biogas.

"Penerapan teknologi tepat guna biogas tersebut dimaksudkan agar petani mampu menghasilkan energi listrik untuk penerangan maupun memasak yang dihasilkan dari limbah kotoran ternak sebelum diolah menjadi pupuk organik," kata Ida Bagus Alit.

Populasi sapi di Bali kini sebanyak 668.065 ekor dengan kepadatan rata-rata 93,3 ekor per kilometer persegi.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009