Jakarta (Antara Bali) - Indonesia kembali terpilih menjadi tuan rumah Food Ingredients Asia (Fi Asia) 2012 karena angka pertumbuhan konsumsi makanan olahan di negara ini mencapai 41 persen selama lima tahun terakhir.

Pameran Fi Asia itu diadakan di Jakarta International Expo (JIEXPO), Kemayoran, pada 3-5 Oktober 2012 dan diharapkan dapat membangun daya saing industri makanan dan minuman Indonesia di Pasar Global.

ASEAN tumbuh pesat menjadi salah satu pasar industri makanan dan minuman dengan angka pertumbuhan tinggi, didukung berbagai produk berkualitas dan pasar konsumen yang terus meningkat. Karena itu, wilayah regional ini dibidik para pemain kunci industri tersebut, kata Ketua Komite Program dan Kerjasama GAPMMI Yusuf Hady dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Yusuf Hady mengatakan sebagai negara dengan angka populasi tertinggi di ASEAN, maka Indonesia menguasai 51 persen dari total konsumsi bahan makanan di wilayah itu.

Kesepakatan ASEAN, Australia, New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) menempatkan Indonesia sebagai pasar yang paling diminati untuk perdagangan bebas bea cukai atas 90 persen barang dan jasa yang diproduksi negara-negara tersebut pada 2015.

Tingginya angka pertumbuhan itu menarik minat para produsen makanan olahan di seluruh dunia untuk menjadikan Indonesia sebagai target pemasaran. Akibatnya, makanan olahan impor membanjiri negara ini dan menjadi alternatif baru bagi para konsumen, tuturnya.

Yusuf Hady mengatakan, saat ini, tingginya tuntutan dari populasi usia muda Indonesia akan kualitas produk makanan dan minuman telah memicu perubahan dan membuka peluang bisnis di sektor makanan kemasan, makanan segar, makanan sehat dan makanan khas daerah.

Itu juga menjadi tantangan baru bagi industri lokal, yang terus dipacu untuk meningkatkan daya saingnya, agar dapat bertahan, berkembang, dan tumbuh dalam pasar yang kompetitif tersebut.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing produk adalah dengan menemukan bahan makanan yang berkualitas, berkelanjutan, serta efektif dalam menghasilkan produk yang berkualitas, lezat, dan harganya terjangkau. Solusi sederhana itu tentunya memerlukan proses, jelasnya.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012