Senggigi (Antara Bali) - Alasan DPR memilih Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai tempat Sidang Umum Inter-Parlemen Asia Tenggara ke-33 bertujuan memperkenalkan daerah itu sebagai tempat tujuan wisata yang memiliki keindahan alam tidak kalah menariknya dibandingkan Bali dan daerah lainnya.
Demikian disampaikan Presiden Inter-Parlemen Asia Tenggara (AIPA) yang juga Ketua DPR RI Marzuki Alie di sela-sela Sidang Umum AIPA di Senggigi, Lombok, NTB, Rabu.
Anggota delegasi parlemen Indonesia Harun Al Rasjid juga menyatakan pemerintah pusat harus berani menetapkan daerah sebagai tuan rumah pertemuan internasional. Hal ini penting bagi kemajuan ekonomi dan pariwisata serta beragam usaha rakyat lainnya.
"Dengan penyelenggaraan AIPA berarti ada promosi dan para delegasi dari banyak negara tahu tentang Lombok. Itu yang utama. Langkah awal sebenarnya dari pemerintah pusat berani menunjuk daerah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penting," kata anggota Komisi I Harun Al Rasjid yang pernah menjabat Gubernur NTB ini.
Sementara itu, seluruh delegasi juga memuji keramahan Indonesia serta keindahan alam Pulau Lombok. Delegasi Sidang Umum AIPA terdiri atas anggota parlemen dari negara-negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta Myanmar.
Sedangkan delegasi peninjau atau observer berasal dari parlemen Australia, Belarus, Kanada, China, Parlemen Eropa, India, Jepang, Republik Korea dan Federasi Rusia.
Sedangkan delegasi kehormatan dalam sidang yang berlangsung 16-22 September 2012, yaitu ASEAN Supreme Audit Institution, National Parliament of Timor Leste, Pan Africa Parliament, DPD RI, Perwakilan ASEAN, Inter-Parliamentary Union (IPU) serta ASEAN Wildlife Enforcement Network/Freeland Foun dation Arrest.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Demikian disampaikan Presiden Inter-Parlemen Asia Tenggara (AIPA) yang juga Ketua DPR RI Marzuki Alie di sela-sela Sidang Umum AIPA di Senggigi, Lombok, NTB, Rabu.
Anggota delegasi parlemen Indonesia Harun Al Rasjid juga menyatakan pemerintah pusat harus berani menetapkan daerah sebagai tuan rumah pertemuan internasional. Hal ini penting bagi kemajuan ekonomi dan pariwisata serta beragam usaha rakyat lainnya.
"Dengan penyelenggaraan AIPA berarti ada promosi dan para delegasi dari banyak negara tahu tentang Lombok. Itu yang utama. Langkah awal sebenarnya dari pemerintah pusat berani menunjuk daerah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penting," kata anggota Komisi I Harun Al Rasjid yang pernah menjabat Gubernur NTB ini.
Sementara itu, seluruh delegasi juga memuji keramahan Indonesia serta keindahan alam Pulau Lombok. Delegasi Sidang Umum AIPA terdiri atas anggota parlemen dari negara-negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta Myanmar.
Sedangkan delegasi peninjau atau observer berasal dari parlemen Australia, Belarus, Kanada, China, Parlemen Eropa, India, Jepang, Republik Korea dan Federasi Rusia.
Sedangkan delegasi kehormatan dalam sidang yang berlangsung 16-22 September 2012, yaitu ASEAN Supreme Audit Institution, National Parliament of Timor Leste, Pan Africa Parliament, DPD RI, Perwakilan ASEAN, Inter-Parliamentary Union (IPU) serta ASEAN Wildlife Enforcement Network/Freeland Foun dation Arrest.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012